Jumat, 12 Juli 2013

Ikhwan: Perlawanan Damai Takkan Henti Hingga Mursi Kembali

*****
Siang Jumat ini, lebih dari 3.2 juta demonstran memenuhi
Rab'ah Al-Adawiya. Kendati militer menutup lebuh raya
menuju Kairo, namun tak menyurutkan langkah para
demonstran proMoursi, presiden sah untuk mendatangi Kairo.
Dr. Shafwat Hijazi, salah seorang tokoh Ikhwanul Muslimin
dalam orasinya yang membakar semangat menegaskan;

1. Kita tak akan meninggalkan tempat ini, hingga
Presiden yang sah, Dr. Moursi kembali atau pilihannya
kita mati.
2. Ada yang bertanya, bagaimana jika militer sama sekali
tidak memenuhi tuntutan kita? Kita katakan, pernyataan
seperti ini sama sekali tidak ada dalam kamus
perjuangan kita. Kita siap terus berdiam hingga 'Idul
Fitri, insya Allah.
3. Bahkan ada ikhwah menyarankan agar kita hadirkan
oven-oven besar untuk membuat kue Hari Raya di
Rab'ah ini.
4. Kita tak akan mundur meninggalkan Rab'ah dan
konsentrasi massa lainnya. Media perlawanan kita
adalah perdamaian dan kita bersikukuh dengan jalan
damai. Kita tak akan mengangkat senjata melawan
militer Mesir, walaupun militer membunuhi kita. Ketika
mereka berani membunuhi kita, insya Allah kita akan
menjadi hamba Allah yang terbunuh. Kita tidak akan
menjadi hamba Allah yang membunuh!
5. Sebenarnya kita bisa saja menggunakan model
perlawanan yang ekstrim. Sebagaimana kita pun bisa
saja memanfaatkan mogok sipil besar-besaran, atau kita
lakukan pengepungan terhadap lembaga-lembaga milik
negara. Namun sekali lagi, kita tak ingin mengganggu
fasilitas publik atau pelayanan publik yang mengganggu
kelancaran orang banyak.
Menyikapi jutaan pendemo, militer Mesir masih tak bergeming.
Militer malah mengerahkan wamil dan paramiliter yang
berpakaian sipil untuk mengisi bundaran Tahrir yang lengang
ditinggalkan oleh gerakan Tamarrud anti Moursi. Banyak yang
memprediksi akan diciptakan kekacauan, chaos, dan perang
sipil yang dibuat militer. Tujuannya supaya militer memiliki
justifikasi atas kudeta yang dilakukan.
Sebab ternyata, koalisi anti Moursi sudah pecah. Malah pihak
Koptik enggan meratifikasi konstitusi baru yang dikeluarkan
militer. Alasannya hanya satu, masih mencantumkan Islam
sebagai agama resmi negara. Nampak, militer semakin
ditinggalkan para pendukung kudeta. Karena semua hanya
sepakat satu hal: melengserkan Moursi dan Ikhwanul
Muslimin. Tapi mereka kembali berpisah dengan ego masing-
masing.
Bandung; 18:57, 12/07/13

Tidak ada komentar: