Sabtu, 13 Juli 2013

Mengenang Kembali Jasa Mesir Untuk Indonesia

Sebenarnya, hubungan persaudaraan
Indonesia – Mesir sudah terjalin lama , sebelum Indonesia
merdeka. Waktu itu , Mesir menjadi salah satu negara tujuan
diplomat RI untuk mengkampanyekan kemerdekaan RI.
Negara-negara Arab , di antaranya Mesir sangat berperan
nyata dalam usaha kemerdekaan Indonesia .
Waktu itu , negara -negara Arab yang paling dahulu mengakui

kemerdekaan Indonesia dan paling dahulu mengirim misi
diplomatik nya ke Jogya, serta paling dahulu memberi
bantuan biaya bagi diplomat – diplomat RI di luar negeri.
Jasa dan keberpihakan negara Mesir dalam membantu
perjuangan menuju bangsa Indonesia merdeka dan diakui
dunia internasional tidak boleh dilupakan.
Waktu itu , perjuangan menegakkan kemerdekaan yang sudah
diproklamirkan menjadi lebih sulit , karena yang dihadapi oleh
bangsa Indonesia bukan hanya penjajah Belanda tetapi juga
tatanan dunia yang tidak mendukung bagi perjuangan
kemerdekaan Indonesia .
Tantangan berat harus dihadapi oleh diplomasi Indonesia di
luar negeri waktu itu . Dengan keyakinan yang kuat akan hak
kita, para pejuang diplomasi Indonesia mencari dukungan
masyarakat internasional terhadap republik yang baru
dilahirkan .
Perjuangan dalam memperoleh salah satu syarat berdirinya
negara , merupakan langkah berat bagi sebuah bangsa yang
baru merdeka . Dan tokoh - tokoh negarawan Islam hadir di
barisan depan . Untuk itu pulalah , Indonesia sebagai kekuatan
yang telah lebih dulu menanamkan benih persaudaraan di luar
batas Indonesia .
Memulai langkah diplomasi luar negerinya dengan lebih
mendekatkan diri ke negara -negara yang senasib dan
seperjuangan . Dengan kekuatan Islam di belakang
kemerdekaan Indonesia , para pendiri lebih memilih melakukan
pendekatan pertama ke Timur Tengah .
Negara pertama yang dikunjungi adalah Mesir dan Gerakan
Ikhwanul Muslimin di Mesir adalah gerakan pertama kali yang
memberikan support bagi kemerdekaan Indonesia . Delegasi
pertama saat itu dipimpin oleh Mr. Suwandi ( Menteri
Kehakiman ) , Mr. Abdul Karim sebagai sekretaris negara dan
dr . Sudarsono ( mendagri) .
Dalam buku "Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri"
ditulis oleh M . Zein Hassan , Lc , Lt disebutkan pada 22 Maret
1946, Mesir mengakui de facto kemerdekaan RI, pemerintah
Mesir juga bersedia menanggung kehidupan ekonomi warga
Indonesia di Mesir tiap bulan sebagai ganti utang yang
diputuskan kedutaan Belanda waktu itu .
Keputusan ini langsung diikuti oleh seluruh negara Arab, yang
semenjak itu pula mengakui Panitia- panitia kemerdekaan di
Kairo dan memberikan mereka fasilitas -fasilitas diplomatik .
Pemerintah Mesir bermurah hati kepada diplomat dan pelajar
Indonesia untuk merayakan hari kemerdekaan nasional
pertama di Mesir, dengan menggunakan corong Radio Mesir
untuk mengumandangkan lagu ' Indonesia raya ' .
Setelah dari studio Radio Kairo mereka langsung menuju ke
Pusat Syubban Muslimin untuk mengikuti perayaan
kemerdekaan nasional dengan menggelar pentas seni dengan
judul "Kembalinya Surga", merupakan teater politik yang
dikutip dari buku "Audatul Firdausi " ( Kembalinya Surga )
gubahan sastrawan Arab -Indonesia alm . Ahmad Ali Bakatir ,
yang mengisahkan pertemuan pejuang bawah tanah dengan
seorang dara pengikut Soekarno di ibukota yang berakhir
pertemuan di lapangan Gambir dalam suasana Proklamasi
yang menggembirakan . Aksi teater ini dimainkan oleh para
pemuda Mesir . Disana mereka sudah dinanti oleh kesatuan-
kesatuan Pandu Mesir yang turut bersuka ria malam itu
merayakan hari kemerdekaan nasional Indonesia .
Saatnya Berbalas Budi .
Saat ini , sebuah tragedi sedang berlangsung di Mesir .
Presiden Muhammad Mursi , Al Hafidz yang dipilih secara
demokratis dipaksa berhenti.
Al- Ikhwan Al -Muslimin yang pernah membantu negara
Indonesia untuk memperoleh pengakuan kemerdekaan oleh
dunia internasional sedang terzhalimi, pasca kudeta terhadap
Mursi para tokoh dan pimpinan Al- Ikhwan Al - Muslimin
dijebloskan ke penjara .
Nampaknya , Timur Tengah akan menjadi wilayah yang terus
bergolak entah sampai kapan . Negara-negara barat
khususnya Amerika Serikat seolah menutup mata terhadap
peristiwa kudeta yang menciderai proses demokrasi ini .
Malah , diberitakan di salah satu TV swasta nasional tadi pagi
( 12/7) , AS telah mengirim empat pesawat tempur ke Mesir .
Untuk apa ini ? Mungkin untuk menembaki para demonstran
pro Muhammad Mursi ?
Ada kesan , negara -negara barat tidak mempersoalkan
jatuhnya Mursi . Apakah itu sebuah kudeta atau bukan .
Padahal dalam kacamata demokrasi , kalau pemerintahan
dijatuhkan secara paksa , apa namanya , kalau bukan kudeta ? .
Arab Saudi dan negara Arab lainnya yang diharapkan dapat
membantu pemulihan kondisi Mesir pasca Arab Spring
memilih menutup mata . Malah Arab Saudi memperlihatkan
kepongahan nya dengan mengucapkan selamat atas kudeta
Mursi . Dulu, Arab Saudi tidak pernah memberikan bantuan
untuk pemulihan ekonomi Mesir saat di pimpin Mursi . Tapi
terhadap pemerintahan yang tidak sah hasil kudeta ini , Arab
Saudi bersedia malah memberikan bantuan .
Negara yang mengecam atas kudeta ini hanya datang dari
Perdana Menteri Turki Erdogan , Pemerintah Turki mengecam
militer di Mesir yang menggulingkan Presiden Muhammad
Mursi sebagai musuh demokrasi , dan mengecam Barat karena
tidak menyebut penggulingan itu sebagai kudeta .
Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Berkaca dari sejarah,
negara Indonesia punya kepentingan dan harus di garda
terdepan untuk menyelamatkan demokrasi di Mesir .
Kini, negara Mesir sedang dirampas kemerdekaan
demokrasinya oleh kelompok - kelompok tak bertanggung
jawab . Sekarang waktu yang tepat untuk membalas jasa
kebaikan Mesir dan Ikhwanul Muslimin yang pernah berjasa
dalam kemerdekaan Indonesia.
Pemerintah Indonesia tidak boleh membisu terhadap aksi
kudeta ini , mereka harus memainkan kembali politik luar
negeri bebas dan aktif . Jasa Mesir harus diingat , saat negara
Indonesia membutuhkan pengakuan kemerdekaan di mata
dunia internasional, Mesir waktu itu termasuk negara pertama
yang mengakui defacto dan dejure Kemerdekaan RI.
Sebagai negara yang besar , semoga pemerintah Indonesia
sekarang tidak lupa dengan jasa - jasa Negara Mesir dan
Gerakan Ikhwanul Muslimin . Saya sebagai warga negara
Indonesia, menunggu langkah nyata pemerintah Indonesia
untuk mengecam aksi kudeta militer dan mengembalikan lagi
legimitasi Presiden sah Mesir , Muhammad Mursi yang
terampas. ( sbb/dkw )
Sumber: http://m.dakwatuna.com/2013/07/12/36692/mengenang-kembali-jasa-mesir-untuk-indonesia/#axzz2Yqzfd27q

Tidak ada komentar: