Minggu, 21 Juli 2013

Perwira Pembantaian Subuh Bunuh Diri

Media -media Mesir
sedang ramai membicarakan tentang kasus
bunuh diri sniper Garda Republik yang
bertanggung jawab membantai para
demonstran saat mereka sedang shalat subuh .
Dalam reportase disebutkan kesaksian ' Alya
Muhammad Ali ( 26 tahun) istri Kapten Samih
Adli Mahmud memberikan laporan ke kantor
polisi Nasr City.
' Alya menyebutkan , Selasa
pagi dirinya terbangunkan oleh suara letusan
senjata api. Dia mengira suara itu berasal dari
perumahan perwira dekat rumahnya di Distrik
10. Namun alangkah kagetnya , karena suara itu
bersumber dari dalam rumahnya . Didapati suaminya sudah bersimbah darah, dan terlihat luka tembakan di
kepalanya .
' Alya menerangkan bahwa suaminya tergabung dalam kesatuan Sha ' iqah . Suaminya tidak pulang rumah
selama dua pekan . Melalui telepon suaminya mengabarkan bawa sedang dalam tugas khusus . Ketika
pulang, terjadi perubahan perangai yang sangat mencolok , selain tidak memakai seragam militer seperti
biasanya.
Baru kali ini , ' Alya melihat suaminya dalam kondisi yang berantakan dan merokok . Padahal dia seorang
yang atletis dan tidak merokok . Dia tidak berbicara atau sekadar menjawab pertanyaan ' Alya . Bahkan ingin
ditinggalkan sendirian sementara waktu . Ketika ditanya lagi, dia membentak dan hampir memukul ' Alya.
Saat sahur pun hanya menyiapkan sahur untuknya , lalu ditinggal tidur. Baru ketika subuh, ' Alya dikagetkan
dengan suara letusan senjata api.
Lebih lanjut ' Alya tidak menuduh siapa pun telah membunuh suaminya. Karena suaminya meninggal
dengan memegang senjatanya sendiri, dan tidak ada seorang pun di rumah.
Hal yang sama disampaikan oleh Dr . Isham Iryan dari FJP bahwa dirinya memperoleh informasi yang valid
bahwa pelaku subuh berdarah itu telah bunuh diri . ( msa/sbb/dkw )/dakwatuna.com

Tidak ada komentar: