Kamis, 07 Juli 2011

Super Komputer made in Jepang

Ini Dia Super Komputer Jepang
Fujitsu

Jepang membuat komputer super. Kecepatan komputer ini setara dengan satu juta komputer desktop.

Sebuah komputer super Jepang telah menyabet gelar mesin tercepat di dunia, mengalahkan rekor singkat China selama enam bulan.

Kecepatan komputer super K yang dibangun Fujitsu sama dengan satu juta komputer desktop digabungkan jadi satu.

Komputer super itu memiliki kekuatan tiga kali lipat dari pemegang gelar sebelumnya dan mampu melakukan perhitungan delapan kuadrilliun setiap detik.

Satu kuadriliun adalah bilangan 1 yang diikuti 15 nol dan dalam jargon komputer kecepatannya itu dikenal dengan sebutan 8,2 petaflops.

Mesin tercepat sebelumnya adalah komputer China Tianhe-1A, yang kecepatannya 2,507 petaflops, sekaligus menegaskan pertumbuhan teknologi dan kekuatan ekonomi China--negara yang sedang tumbuh cepat.

Tianhe-1A membuat China pertama kalinya menduduki daftar mesin komputer tercepat di dunia menyingkirkan Amerika Serikat (AS) yang memiliki empat dari sepuluh superkomputer ternama.

Para ahli mengatakan pengembangan mesin K lebih cepat dari lima pesaingnya yang digabungkan, menandai lompatan jauh kedepan dalam dunia teknologi.

"Mesin ini sangat mengesankan dan lebih kuat dari komputer lain," kata profesor Jack Dongarra yang meliris daftar superkomputer terbaik dunia selama enam bulan sekali.

Peringkatan kecepatan ini berdasarkan standar persamaan matematika. Hak penghamburan untuk komputer K Jepang, dengan menelan biaya 1,2 miliar dolar untuk membuatnya, menandai kembalinya Jepang ke puncak untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun.

Superkomputer dikembangkan di RIKEN Advanced Institut Komputasi Sains di Kobe, Jepang. Perusahaan raksasa komputer itu bergerak dalam pengendalian cuaca.

Komputer itu terdiri dari 672 kabinet yang terdiri dari papan sirkuit dengan 70 ribu prosesor. Sebuah keluarga komputer atau laptop menggunakan satu prosesor.

K superkomputer menghabiskan energi yang cukup untuk menyalakan listrik 10.000 rumah. Meskipun, penciptanya mengklaim mesin itu hemat energi, mesin itu memakan biaya 6 juta poundsterling selama setahun.

"Penggunaan komputer K diharapkan berdampak inovatif dalam bidang penelitian iklim global, meteorologi, pencegahan bencana, dan obat-obatan sehingga menciptakan masyarakat yang sejahtera dan aman," kata seorang juru bicara lembaga RIKEN.

Fujitsu dan kepala RIKEN mengatakan bahwa proyek itu telah menyelesaikan masalah yang ditimbulkan oleh gempa bumi dan tsunami pada 11 Maret lalu. Bencana itu sendiri menghancurkan wilayah timur laut negara itu, Tohoku.

Ada lima superkomputer AS yang berada di 10 peringkat teratas, termasuk di urutan ketiga sistem Jaguar di Oak Ridge National Laboratory di Oak Ridge, Tennessee.

Komputer lain dalam sepuluh besar yaitu dua mesin dari China, dua mesin dari Jepang dan satu dari Perancis, demikian Daily Mail.
(republika.co.d)

Blackberry vs Android

LGE
Blackberry Merosot, Android makin Jaya
LG Optimus 2X, Smartphone berbasis Android

Tak ada yang bisa menahan laju Android di pasar ponsel pintar saat ini, sedangkan Apple membuntutinya di peringkat kedua.

Lalu kemanakah Research in Motion (RIM)? Perusahaan pembuat BlackBerry tertinggal jauh di posisi ke tiga, berdasarkan laporan perusahaan riset ComScore.

Ponsel pintar yang berjalan dengan sistem operasi Google Android meraih 38,1 persen dari pasar ponsel pintar Amerika dalam tiga bulan yang berakhir Mei, angka pencapaian itu naik lebih dari 5 persen dibanding tiga bulan sebelumnya.

Menurut laporan yang dirilis pada selasa, Apple meraih kenaikan moderat 1,4 persen untuk mengambil alih pasar sebesar 26,6%. Sementara itu, RIM  merosot tajam ke 24,7 persen, demikian dikutip dari Los Angeles Time.
(republika.co.id)

Aisha Uddin: Orang Boleh Tak Senang, Tapi Saya Bangga Bisa Menjadi Muslim

BBC
Aisha Uddin: Orang Boleh Tak Senang, Tapi Saya Bangga Bisa Menjadi Muslim
Aisha Uddin

Kulitnya putih pucat, matanya biru terang. Sebelum berjilbab, banyak orang terkaget-kaget ia bisa melantunkan Al Fatihah dengan merdu. Memang, tak sefasih Sameeah Karim, sahabatnya. Namun, bagi seorang kulit putih seperti dirinya, sungguh luar biasa.

Sudah beberapa tahun ini, Aisha memeluk Islam. Gadis 22 tahun ini juga sudah mulai berjilbab, bahkan lebih gemar mengenakan abaya. "Sebelum ini, jeans dan hoodies adalah busana saya sehari-hari...juga make up tebal," ia terkekeh menceritakan.

Banyak yang memprotes perubahannya, tapi ia tersenyum saja menanggapinya. "Bagi saya sekarang, jelas itu merupakan perubahan dramatis, tapi saya senang dengan apa yang saya buat, karena sekarang saya tidak harus membuktikan diri untuk menjadi orang lain di luar saya. Inilah saya," ujarnya.

Aisyah menaruh minat pada agama sejak menginjak sekolah menengah. Sejak itu, ia mulai diam-diam mengunjungi masjid setempat untuk belajar agama yang semula dianggap 'aneh' olehnya.

"Islam menarik perhatian saya dan saya ingin tahu lebih jauh ke dalamnya - orang-orangnya juga budayanya - dan saya terus belajar dan belajar," ujarnya.

Melanjutkan pendidikan ke Birmingham, ia merasa bak di surga. "Saya tak perlu lagi sembunyi-sembunyi belajar, dan di sekeliling saya banyak yang Muslim," katanya.

Dia mengaku menghabiskan bertahun-tahun belajar banyak tentang Islam sebelum sepenuhnya yakin dan bersyahadat. Setelah bisa mempraktikkan shalat lima waktu dengan benar, ia mulai belajar berjilbab.

"Hidup berubah secara dramatis setelah itu," akunya.

Ia bukan sedang bercerita tentang penampilannya, namun apa yang ada dalam dirinya. "Dulu saya adalah seorang pemberontak dan selalu mendapatkan masalah di rumah. Lalu ketika saya menjadi Muslim, saya menjadiagak tenang," ujarnya.

Tak hanya itu, ia juga lebih senang tinggal di rumah, ketimbang dugem di luar rumah. "Mempelajari sesuatu dari internet, atau membaca buku membuat saya lebih bahagia...Kini saya bangga punya identitas tertentu," akunya.
(republika.co.id)

Rabu, 06 Juli 2011

Umat Kehilangan Dai Lintas Golongan

Kepergian KH. Zainuddin MZ menyisakan rasa kehilangan yang begitu mendalam di hati sebagian umat Islam. Pasalnya, pendakwah yang akrab dengan julukan 'dai sejuta umat' ini sudah lama dirasakan. Bahkan hampir tiap bulan suci Ramadhan, dakwahnya selalu mehias di layar kaca. 
“Saya mendengar ceramahnya sejak masih kecil. Ceramahnya enak dan mudah dipahami,” kata Bonasir, warga Kapas Madya, Surabaya. Lelaki berusia 55 tahun ini pun merasa kaget ketika tahu kabar Zainuddin MZ meninggal. 
“Kaget. Nggak nyangka beliau akan pergi. Padahal kita masih butuh wejangan beliau,” imbuh lelaki murah senyum ini.  “Ramadhan ini nggak bisa lagi kita mendengar langsung ceramahnya. Paling, itu rekaman yang dulu,” ujarnya.  
Hal itu juga dirasakan Nurhalim, warga Tambak Sumur, Waru, Sidoarjo. Alumnus IAIN Sunan Ampel yang aktif berdakwah ini merasa kehilangan dai panutanya itu.
“Saya merasa sangat kehilangan. Almarhum adalah dai yang menginspirasi banyak orang, termasuk saya,” kata Ketua TPA Al-Muhajirin Rewwin, Sidoarjo ini.
Halim masih ingat ketia SMA dulu. Dalam sebuah pentas kesenian, ia pernah memerankan KH. Zainuddin MZ. Menurutnya, gaya dan retorika ceramahnya sangat bagus dan berbeda dengan dai-dai lainnya.
“Retorikanya bagus. Beliau pandai menyusun kata-kata,” ujarnya.
Kepandaiannya itulah, kata Halim yang membuat digandarungi masyarakat. Karena itu, menurutnya seorang dai belajar banyak cara berdakwah kepadanya. Hal itu pula yang dilakukan Halim. Ia kerap belajar menyampaikan dakwah dengan intonasi dan retorika mirip kiai sejuta umat itu.
“Ya, meski tidak sama-sama amat, tapi setidaknya bisa lebih baik,” ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, KH. Zainuddin MZ memulai menjadi pendakwah tahun 1973, ketika masih berstatus mahasiswa di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Gaya bahasanya yang ringan dan mudah dipahami, membuat ia diminati semua orang dan semua golongan.*
(hidayatullah.com)

Mahfud MD: Zainuddin Dai Pencerah Umat

ANTARA/Dhoni Setiawan
Mahfud MD: Zainuddin Dai Pencerah Umat
Ratusan pelayat memadati rumah duka almarhum KH Zainuddin MZ di Jakarta, Selasa (5/7).

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD, menilai almarhum Zainuddin MZ sebagai sosok dai besar. Mahfud mengaku sering mendengar ceramah pendiri Partai Bintang Reformasi (PBR) itu.
Dari situ, Mahfud mengatakan bahwa Zainuddin sebagai penceramah yang mampu memberikan pencerahan bagi umat Islam. “Dia orang besar yang berhasil menyadarkan umat beragama. Saya suka dengar ceramahnya,” jelas Mahfud di gedung MK, Jakarta, Selasa (5/7).

Menurut Mahfud, Zainuddin berhasil membawa umat beragama pada titik keseimbangan rasa cintanya antara agama dengan negara. Karena itu, Zainuddin bisa memasukkan pemikiran umat agar mampu keluar dari kungkungan kekolotan.
“Umat Islam yang dulunya fanatik dan kolot itu bisa jadi umat modern. Ini yang sukses dilakukan beliau,” ujar guru besar hukum tata negara Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta itu.
(republika.co.id)

Senin, 04 Juli 2011

Mualaf Kristiane Backer: Ada Sesuatu Yang Hilang di Balik Semua Kemewahan

www.thesun.co.uk
Mualaf Kristiane Backer: Ada Sesuatu Yang Hilang di Balik Semua Kemewahan
Kristiane Backer

Pembawa acara TV, Kristiane Backer, menyerah pekerjaannya di MTV dan pergi ke Mekah ketika dia berusia 30. Bintang kelahiran Jerman yang sekarang berusia 45 tahun itu kini tinggal di London. Dia memakai jilbab hanya ketika beribadah.
"Saya diperkenalkan kepada Islam oleh teman-teman Muslimku. Saya mulai mempelajari Islam. Setelah tiga tahun penelitian yang mendalam, saya akhirnya memutuskan untuk masuk Islam,’’ kata Kristiane Backer.
Sebelum memeluk Islam, kehidupan Kristiane Backer layaknya para bintang yang bergaya hidup tinggi nan glamor. Seperti layaknya seorang bintang, dia mendapat pelayanan dan perlakuan karpet merah. Desainer akan mengirimnya pakaian supermewah untuk dikenakan pada acara televisi. ‘’Tapi, aku selalu merasa ada sesuatu yang hilang dalam hidup saya,’’ katanya.
Kristiane Backer sempat berpikir bahwa dirinya mengalami krisis. Dia selalu bergegas dari satu pekerjaan ke pekerjaan berikutnya. Karena kesibukan pekerjaannya, wanita berdarah Jerman ini hampir menghabiskan sebagian hidupnya di jalan.
Kristiane Backer akhirnya mulai bertanya-tanya untuk apa semua ini. Kepemilikan materi tidak membawa kebahagiaan. Wanita merasa begitu tertekan untuk harus cocok dengan apa yang dianggap indah.
‘’ Islam mengakui kecantikan dari dalam dan menawarkan sistem nilai alternatif yang benar-benar mengesankan saya,’’ katanya. ‘’Saya pikir itu sebabnya begitu banyak wanita yang akhirnya memutuskan untuk masuk Islam.’’
Agama tidak menekan perempuan dan laki-laki. Kristiane Backer pun tidak pernah merasa dipaksa untuk mengenakan jilbab dalam aktivitas sehari-harinya. ‘’Jika kita tahu lebih banyak tentang Islam, hal tersebut akan sulit bagi teroris untuk bersembunyi di balik agama untuk membenarkan kekerasan mereka. "
(republika.co.id)