Rabu, 10 Juli 2013

Kudeta, Menjadikan Mursi Manusia Setengah Dewa


By: Nandang Burhanudin
*****
Tidak ada maksud mendewakan Presiden Moursi. Tidak ada
pula mengkultuskannya. Anggota IM di Mesir, bahkan tidak
ada yang melakukan cap jempol darah. Walau mereka siap
mengorbankan nyawa, demi terjaganya Islam dari kejahilan
musuhnya. Kebetulan kini yang menjadi episentrumnya adalah
Presiden Moursi.
Setelah 6 hari kudeta, warga Mesir yang mendukung
kudeta baru menyadari, betapa bernilainya sosok
Presiden Moursi.
Setelah 6 hari kudeta, warga Mesir dihadapkan pada
pemotongan anggaran untuk kesejahteraan dari 10% di
era Mubarak kemudian ditingkatkan di era Moursi
menjadi 15%, dan pasca kudeta dikembalikan ke 10%.
Setelah 6 hari kudeta, pabrik-pabrik roti yang
memproduksi roti dengan kualitas buruk yang di era
Moursi ditutup, kembali dibuka dan diizinkan beroperasi
kembali oleh pemerintahan Adli Mansour.
Setelah 6 hari kudeta, proyek mercusuar Kanal Suez
yang akan mendatangkan devisa lebih dari 100 milyar
dollar dibatalkan. UAE kembali berpesta, karena saingan
Port Dubai International tidak jadi dibangun. Israel pun
bergembira, karena ancaman Kanal Suez baik secara
ekonomi maupun militer tidak terjadi.
Setelah 6 hari kudeta, Moursi benar-benar menjadi tokoh
yang menjadi buah bibir di seluruh dunia. Moursi dengan
ketawadhuan dan kerendahan hatinya, membuktikan, 1
tahun ia berkuasa ia merelakan diri dicaci maki, dihina
dina, dilecehkan, keluarganya dinistakan. Istana
Ittihadiyah dilembar kotoran, telur busuk, hingga bom
molotov. Media massa tiap hari menjungkirbalikkan
fakta. Namun tak satu nyawa pun melayang. Tak
satupun media yang ditutup. Tak satupun pelempar bom
molotov yang dipenjarakan.
Bandingkan dengan kekuasaan Lentjen As-Sisi. 6 hari
berkuasa, ratusan syahid, ribuan terluka, ribuan dipenjarakan,
ekonomi morat-marit, bahkan media-media pendukung Moursi
dibredel tidak boleh beroperasi.
Mungkin itulah kesalahan Moursi. Terlalu baik kepada orang-
orang jahat. Terlalu sabar kepada aparat-aparat laknat.
Terlalu membuka diri kepada jiwa-jiwa dengki. Terlalu
husnuzhan kepada para pelaknat.
Tapi Moursi tengah mencatatkan diri dalam sejarah. Bukan
dengan puluhan buku. Bukan pula dengan jargon-jargon beku.
Bukan dengan propaganda semu. Bukan dengan lontaran dalil
yang bikin kelu. Tapi dengan pengorbanan: tak pernah
menerima gaji, tak menikmati fasilitas negara, tak menerima
hak privilage bagi keluarga. Serius bekerja. Ikhlas berkarya.
Tulus mengabdi kepada negara.
Selamat DR. Muhammad Moursi Al-Hafizh. Anda akan ditulis
sejarah sebagai manusia setengah dewa!
Bandung; 21:01; 10/07/13

Tidak ada komentar: