Sabtu, 23 Juli 2011

Menghapus Recent Documents Secara Otomatis Saat Shutdown

Recent Documents adalah salah satu fitur Windows untuk membuka kembali dokumen yang pernah Anda buka. Fitur ini bisa kita lihat pada Start Menu pada semua versi windows. Fungsi dari recent documents yaitu untuk menampilkan dokumen-dokumen yang terakhir kita buka di komputer kita. Dokumen tersebut bisa dokumen word, excel, mp3, video dan lain sebagainya.

Singkatnya dengan fitur recent documents ini, Orang akan lebih mudah untuk membuka dokumen yang pernah dibuka pengguna sebelumnya. Namun, fitur ini juga memiliki kelemahan, terutama masalah privasi. Jika Anda menggunakan komputer yang biasa diakses banyak orang, misalnya warnet, kantor, sekolah atau tempat umum lainnya, maka orang lain akan mengetahui dokumen apa saja yang baru Anda buka. Hal ini tentu saja akan sangat mengkhawatirkan, terutama jika dokumen yang Anda buka bersifat rahasia.

Saya mempunyai satu cara untuk menghapus recent document secara otomatis. Dengan cara ini, ketika komputer dimatikan, recent documents akan secara otomatis kosong. Tertarik untuk mencobanya? Berikut saya berikan cara menghapus recent documents secara otomatis pada saat komputer Shut Down:

1. Klik Start >> Run untuk membuka kotak dialog Run.
2. Pada input Run ketik “gpedit.msc” (tanpa tanda petik) dan tekan Enter untuk membuka jendela Local Group Policy Editor.
3. Setelah itu, pada tree view sebelah kiri, expand Administartive Template pada node User Configuration.
4. Kemudian klik Folder Start Menu and Taskbar. (lihat Gambar)
5. Di sisi sebelah kanan carilah tulisan “Clear history of recently opened documents on exit.” kemudian klik dua kali.
6. Setelah itu akan muncul sebuah jendela lagi. Pada jendela tersebut pilih opsi “Enabled”.
7. Untuk menyimpan dan menutup jendela tersebut klik tombol OK.

Semuanya telah selesai. Kini periksalah recent documents pada Start Menu komputer Anda. Apakah terdapat item yang pernah Anda buka? Jika ya, biarkan saja. Jika tidak, cobalah membuka 1 atau 2 buah dokumen agar recent documents tersebut terisi. Apabila recent documents telah terisi, cobalah melakukan restart terhadap komputer Anda untuk memastikan apakah seting Anda berhasil.

Jika komputer sudah kembali hidup dan Anda sudah masuk ke Windows, cobalah mengakses recent documents Anda. Apakah masih ada item disana? Jika belum, cobalah mengulangi langkah-langkah tadi dan pastikan opsi Enabled telah Anda tandai. Jika ya, berati Anda sudah berhasil. Kini setiap Anda melakukan shut down maka secara otomatis recent documents akan dihapus. Demikian tips singkat untuk menghapus recent documents secara otomatis pada saat komputer di matikan. Selamat mencoba.
(situslakalaka.blogspot.com)

Kamis, 21 Juli 2011

Potensi Zakat Dunia Rp 6.000 Triliun

Fantastis, Potensi Zakat Dunia Rp 6.000 Triliun
Zakat-ilustrasi
 
World Zakat Forum (WZF) alias Forum Zakat Dunia dalam Konferensi Zakat Internasional yang dilangsungkan di IPB International Convention Center (IICC), Baranangsiang, Kota Bogor, Senin, melansir potensi zakat dunia, mencapai Rp6.000 trilun. "Potensi zakat dunia sangat fantastis. Angkanya diperkirakan mencapai Rp 6000 triliun," kata Ketua Panitia Lokal Konferensi Zakat Internasional WZF, Lukman M. Baga, M.A. Ec, kepada ANTARA, Selasa di Bogor.

Lukman M. Baga mengemukan, potensi sebesar Rp 6.000 triliun tersebut didasarkan dari hitungan potensi zakat dari masing-masing negara Muslim yang tersebar di seluruh penjuru dunia. "Angka potensi zakat dunia luar biasa. Bila potensi tersebut dapat dikembangkan secara optimal, zakat dapa mengatasi persoalan-persoalan yan dihadapi dunia Islam," papar Lukman M. Baga.
Dikatakannya, persoalan terbesar yang dihadapi dunia Islam dewasa ini adalah masih tingginya angka pengangguran, kebodohan dan kemiskinan. Nyaris setiap negara Muslim menghadapi masalah tersebut. "Kalau zakat dapat dihimpun dan dikelola secara optimal, nilai tambahnya luar biasa dalam upaya mengatasi masalah-masalah sosial yang dihadapi dunia Islam," kata Lukman yang juga dosen Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM), Institut Pertanian Bogor (IPB).
Besarnya potensi zakat umat Islam yang belum tergarap dengan baik, mendorong lembaga-lembaga zakat dari berbagai negara menyepakati pembentukan World Zakat Forum (WZF) pada September 2010 di Yogyakarta. Pertemuan WZF di Yogyakarta pada 2010 dilanjutkan dengan menggagas Konferensi Internasional Zakat di IICC Kota Bogor pada Selasa-Kamis.
Luaran yang diharapkan dari penyelenggaraan Konferensi Zakat Internasional, papar Lukman, terwujudnya elaborasi kajian tentang penghimpunan dan pengelolaan zakat secara produktif untuk meningkatkan kesejahteraan umat Islam. "Kajian dan dialog yang berlangsung selaman konferensi diharapkan dapat membangkitkan kesadaran umat Islam untuk mengeluarkan zakat demi kemaslahatan bersama," demikian Lukman M. Baga.
(republika.co.id)

Al-Qur'an dan Sains: Akhir Alam Semesta

   
turbulentmind.wordpress.com
Al-Qur'an dan Sains: Akhir Alam Semesta
Ilustrasi


Oleh: DR Abdul Basith Jamal & DR Daliya Shadiq Jamal

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa benda-benda di jagad raya ini, pada mulanya satu, lalu tercerai-beraikan setelah terjadinya ledakan besar yang mengakibatkan keterpisahan antara satu benda dengan benda lainnya. Sehingga membentuk gugusan benda-benda langit yang terdiri dari galaksi, bintang, planet, satelit dan lain sebagainya.

Namun tentunya keseluruhan benda langit ini tidak mungkin akan terus ada tanpa ada batasnya. Bahkan secara pasti, dapat ditegaskan bahwa seluruh apa yang ada di alam semesta ini akan berakhir.

Para ilmuwan telah banyak melakukan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui akhir alam raya ini. Dalam melakukan penelitian tersebut, mereka menggunakan hitungan energi yang mendorong alam raya ini agar secara terus-menerus mengalami penambahan.

Penggunaan energi ini dimaksudkan untuk menciptakan pemuaian alam secara terus-menerus dengan batasan. Ia tidak boleh melampaui kuantitas penambahan energi yang telah ditentukan, yang dapat mengakibatkan alam raya ini meledak.

Penelitan yang mereka lakukan, menghasilkan dugaan bahwa suatu saat energi yang terdapat di alam raya ini akan melampaui batas keseimbangannya yang menyebabkan kehancurannya. Sebagaimana dulu, benda-benda yang ada di alam raya ini terbentuk setelah terjadinya ledakan besar, maka benda-benda ini juga akan hancur setelah terjadinya ledakan besar yang diakibatkan kekuatan energi yang melampaui batas kemampuannya.

Al-Qur'an telah menggambarkan akhir alam semesta ini yang menyerupai awal pembentukannya, sebagaimana yang terdapat pada surah Al-Anbiya ayat 104. Allah SWT berfirman: "(yaitu) pada hari Kami gulung langit seperti menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati. Sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya."

Pengungkapan dengan menggunakan kata ‘Kami gulung langit’, adalah cara pengungkapan yang sangat teliti sekali yang dimaksudkan untuk menggambarkan penyusutan alam semesta ini, karena energi yang terdapat di dalamnya telah melebihi batasan yang telah ditentukan.

Al-Qur'an di bagian lain ayatnya, mengungkapkan penciptaan kembali alam semesta setalah ia melewati batas energi yang ditentukan. Allah SWT dalam surah Ibrahim ayat 48 berfirman: "(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit."  
(republika.co.id)

Rabu, 20 Juli 2011

Al-Qur'an dan Sains: Luas Alam Semesta

http://scitechie.com
Al-Qur'an dan Sains: Luas Alam Semesta
Alam semesta
Oleh: DR Abdul Basith Jamal & DR Daliya Shadiq Jamal

Teori ilmiah tentang awal mula penciptaan alam semesta hampir 100 persen disepakati oleh para ilmuwan. Selanjutnya, pikiran para ilmuwan disibukkan oleh satu pernyataan lain, yaitu: Apakah batas alam semesta ini tetap atau berubah?

Untuk mendapatkan jawaban yang memuaskan atas pertanyaan ini, maka penelitian-penelitian ilmiah banyak dilakukan. Mereka melakukan pengukuran secara detail terhadap beberapa bintang dengan menggunakan alat pemantau luar angkasa yang terdapat pada satelit yang telah diorbitkan.

Hasil dari pemotretan menunjukkan bahwa benda-benda luar angkasa, yang diakibatkan oleh ledakan dahsyat tersebut, memiliki kemungkinan untuk mengembang dan meluas (ekspansi) beberapa mil. Pengembangan dan perluasan antara satu benda dan benda lainnya berbeda-beda.

Demikianlah, para ilmuwan melakukan banyak penelitian dan pengukuran untuk mengetahui hakikat dari luasnya alam semesta ini. Pengukuran yang telah mereka lakukan, jika dihitung, sudah mencapai ribuan kali. Mereka dibantu dengan berbagai alat canggih dan sistem komputerisasi yang rumit, agar mereka mendapatkan hitungan yang mendekati kebenaran.

Padahal Al-Qur'an, sejak puluhan abad yang lalu, telah mengisyaratkan hal serupa dengan cara pengungkapan yang tidak rumit, hingga mampu dipahami oleh semua orang yang membacanya. Allah SWT berfirman: “Dan langit itu, Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.” (QS Adz-Dzariyat: 47)

Dalam Firman Allah: ‘kami benar-benar meluaskannya’, ungkapan ‘pengluasan’ yang dipakai adalah dalam bentuk subyek bukan bentuk infinitif (masdar). Hal itu menunjukkan bahwa perluasan langit tidak terjadi, melainkan atas keinginan dan kehendak dari satu kekuatan yang dapat mengaturnya.

Dan perluasan itu tidak mungkin terjadi secara kebetulan. Barangkali hal ini bisa menjelaskan kenapa para ilmuwan masih belum dapat menafsirkan sebab terjadinya perluasan atau pembesaran benda-benda langit, padahal mereka telah meyakininya.

Fenomena ini menunjukkan bahwa hakekat dari alam semesta sulit untuk dipahami oleh akal manusia yang telah dianugerahkan Allah kepadanya. Karena Allah dalam memberikan akal kepada manusia, memberi batasan kemampuannya. Yaitu kemampuan untuk membangun dan mengembangkan alam semesta ini ini, tanpa memberinya kemampuan untuk memahami segala hal yang berada di luar batas kemampuannya.
(republika.co.id)

Al-Qur'an dan Sains: Garis Edar

se7enheavens.blogspot.com
Al-Qur'an dan Sains: Garis Edar
Ilustrasi
 
 Oleh: DR Abdul Basith Jamal & DR Daliya Shadiq Jamal

Setelah terjadinya ledakan besar dan gugusan benda-benda langit terbentuk, maka tiap benda langit tidak secara sendirian bergerak dan berjalan. Akan tetapi, masing-masing terkait dengan benda langit lainnya dalam satu gugusan kosmik yang mengagumkan.

Gugusan kosmik ini bergerak dalam waktu yang teratur dan terbagi-bagi lagi ke dalam gugusan yang lebih kecil. Di mana benda yang terkecil beredar mengelilingi benda yang lebih besar. Setiap benda ini memiliki kecepatan khusus dan garis edar tempat ia bergerak sehingga tidak terjadi benturan antar yang satu dengan yang lainnya yang dapat mengakibatkan kehancurannya.

Kecepatan antara satu benda dengan benda yang lainnya yang terdapat dalam satu gugusan tidak sama. Karena jika masing-masing memiliki kecepatan yang sama, bisa menyebabkan kerusakan sistem yang mengatur gerakan semua benda ini. Di mana masing-masing benda langit, memiliki gaya gravitasi (saling menarik) dan gaya penahan (menjauh) yang berbeda-beda.

Para ilmuwan selama ini telah berusaha sekuat tenaga, untuk mengetahui sistem pembagian garis edar untuk masing-masing benda langit dan ukuran kecepatan masing-masing serta hubungan antara satu benda dengan yang lainnya, hingga mereka dapat menyimpulkan sistem alam semesta ini, sebagaimana yang telah dijelaskan di atas.

Padahal kalau kita melihat ke dalam Al-Qur'an dan mencari ayat yang membicarakan tentang garis edar dari benda-benda langit dan cara pengaturan gerakannya, maka kita akan dapatkan dalam Surah Yasin ayat 40, Allah SWT berfirman: “Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.”

Coba kita perhatikan ayat ini. Dengan merenungkan maksud dari ayat ini, kita akan mendapatkan bahwa Allah SWT menegaskan bahwa matahari tidak mungkin akan mendapatkan bulan. Demikian juga malam tidak akan dapat mendahului siang. Pendapat Al-Qur'an yang meluruskan pendapat yang beredar di kalangan masyarakat Arab ketika itu.

Karena orang Arab, pada saat Al-Qur'an diturunkan, berkeyakinan bahwa siang tidak akan dapat mendahului malam. Melalui ayat ini Allah SWT meluruskan perkataan mereka, dan tidak menafikannya. Allah melalui ayat ini, menegaskan terlebih dahulu bahwa malam tidak akan mendahului siang, yang berarti juga, bahwa siang tidak akan mendahului malam.

Selanjutnya, kalau kita perhatikan kedua peristiwa yang dijelaskan dalam ayat di atas, maka kita mendapatkan bahwa kata sambung yang digunakan adalah kata ‘wa’ yang berarti ‘dan’. Ini tidak lain, kecuali dengan maksud untuk menyatakan bahwa matahari tidak akan mendapatkan bulan, begitu juga bulan tidak akan mendapatkan matahari.

Hal yang sama, malam tidak akan mendahului siang, begitu juga siang tidak akan mendahului malam. Bagi masing-masing ada garis edarnya tempat ia bergerak, sehingga yang satu tidak mengambil garis edar yang lainnya.

Kalau kita teliti lebih dalam, dalam penggunaan kata ‘mendapatkan’ yang dalam bahasa arabnya disebut ‘idrak’, maka lafadz ‘idrak’ ini memiliki dua makna. Yang pertama, pengetahuan akan sebagian atau keseluruhan dari sesuatu. Dan yang kedua, tercapainya kesesuaian antara sesuatu dengan yang lainnya.

Jika kita mengaitkannya dengan hubungan yang terdapat antara matahari dan bulan, maka makna yang kedua yang cocok untuk konteks hubungan di antara keduanya. Di mana kesesuaian itu terdapat pada gerakan kedua benda dan kecepatan masing-masing. Hal mana kesusaian ini mustahil terjadi, karena gaya tarik (gravitasi) dan daya penahan yang dimiliki matahari berbeda dengan yang dimiliki bulan.

Bagian lain dari ayat di atas yang menunjukkan isyarat ilmiah adalah bagian terakhirnya yang mengungkapkan perjalanan semua benda langit dalam garis edarnya. Allah SWT berfirman: “Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.”

Maksud dari kata ‘beredar’ yang dalam bahasa arabnya disebut ‘sibahah’, adalah energi yang dikeluarkan oleh seorang perenang untuk dapat mengapung di atas air pada kondisi tercapainya keseimbangan antara dirinya dengan kekuatan yang mengelilingnya, seperti daya dorong ombak dan gravitasi bumi.

Jika kita memerhatikan gerak benda-benda langit, maka kita akan mendapatkan kemiripan dengan gerakan renang ini. Benda-benda langit ini, untuk tetap bergerak di garis edarnya, ia harus memiliki kekuatan untuk menahan daya tarik dari benda langit lainnya. Karena ruang angkasa yang mengelilinya adalah laut baginya dan dirinya adalah perenang di permukaannya.
(republika.co.id)

Al-Qur'an dan Sains: Perputaran Bumi

astrocast.tv
Al-Qur'an dan Sains: Perputaran Bumi
Malam dan siang (ilustrasi).
 
Oleh: DR Abdul Basith Jamal & DR Daliya Shadiq Jamal

Semenjak pertama kali manusia diturunkan ke muka bumi, ia berkeyakinan bahwa bumi—di mana ia tinggal di atas permukaannya—tidak bergerak atau stabil. Menurut dugaan mereka, benda langit yang bergerak adalah matahari, di mana gerakannya menyebabkan terjadinya malam dan siang dan pergantian antara keduanya.

Selanjutnya, dengan kemajuan sains dan teknologi, para ilmuwan melalui bantuan satelit-satelit buatannya yang dilengkapi alat pemotret dapat mengetahui posisi bumi yang sebenarnya dalam sistem tata surya.

Berdasarkan gambar yang diambil, mereka mendapatkan kesimpulan bahwa anggota tata surya seluruhnya bergerak secara terus-menerus. Matahari bergerak berdasarkan orbitnya dalam gugusan bima sakti. Planet-planet bergerak mengelilingi matahari sesuai dengan orbitnya, disamping berputar secara sendiri-sendiri.

Bumi sebagai salah satu planet yang berada dalam gugusan bintang matahari, ikut bergerak mengelilingi matahari yang menghabiskan waktu selama setahun, dan menyebabkan peristiwa perubahan musim yang empat; musim dingin, musim semi, musim panas dan musim gugur. Sebagaimana ia berputar dengan sendirinya yang menyebabkan terjadinya malam dan siang.

Gerakan bumi dan planet-planet yang lain, baik dalam garis edarnya sendiri atau dalam mengelili bintang yang lebih besar darinya tunduk pada hukum alamiah (baca: sunatullah) tertentu yang tidak mungkin terjadi karena suatu kebetulan. Semua benda langit saling terkait dengan benda langit yang lainnya karena adanya gaya gravitasi yang dimilikinya dan daya elektrik-magnetik yang melingkupinya.

Al-Qur'an secara menakjubkan telah mengisyaratkan gerakan bumi ini dalam berbagai ayatnya, salah satunya adalah ayat 88 surah An-Naml. Allah SWT berfirman: "Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan."

Ayat di atas menunjukkan kepada persepsi keliru yang dianut sebagian orang yang berpendapat bahwa gunung-gunung itu diam dan tak bergerak. Dalam ayat ini, bahkan Allah SWT menegaskan bahwa gunung-gunung yang ada di muka bumi ini, seluruhnya bergerak dengan gerakan seperi gerakannya awan. Perumpamaan gerakan gunung dengan gerakan awan, dalam ayat di atas memiliki pengertian bahwa gerakan gunung tidak terjadi karena dirinya sendiri, tetapi ia bergerak karena ada yang menggerakannya, sebagaimana udara menggerakkan awan.

Bumilah yang telah bergerak, sehingga gunung-gunung yang ditancapkan di atasnya turut bergerak. Hal ini sebagaimana diisyaratkan oleh Al-Qur'an dalam surah Yasin, ayat 40. Allah SWT berfirman: "Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya."

Ayat di atas, menunjukkan bahwa malam tidak akan dapat mendahului siang. Sedangkan orang Arab pada waktu Al-Qur'an diturunkan mengatakan bahwa siang tidak akan dapat mendahului malam. Dalam ayat ini, Allah SWT tidak menafikan perkataan mereka, namun melengkapinya dengan menegaskan bahwa malam pun tidak dapat mendahului siang. Karenanya, maksud dari ayat itu, berarti terjadinya malam dan siang pada waktu yang bersamaan di atas permukaan bumi. Di mana hal ini tidak mungkin terjadi, kecuali jika bumi bergerak dan berputar. Disebabkan perputaran ini, terjadi pergantian malam dan siang.
(republika.co.id)

Al-Qur'an dan Sains: Sekat antara Dua Jenis Air

http://www.kaheel7.com
Al-Qur'an dan Sains: Sekat antara Dua Jenis Air
Ilustrasi
 
Oleh: DR Abdul Basith Jamal & DR Daliya Shadiq Jamal

Air merupakan wilayah yang meliputi kira-kira 75 persen dari luas permukaan bumi. Di mana air laut (air asin) memiliki kuantitas yang lebih banyak dibandingkan dengan air tawar. Namun keduanya berasal dari sumber yang sama setelah melewati beberapa proses yang secara terus-menerus berputar.

Perputaran kedua air tersebut, dimulai dengan menguapnya air yang terdapat di lautan dan samudera. Sehingga air yang pada mulanya berupa zait cair berubah menjadi zat uap yang saling menumpuk dalam bentuk awan yang selanjutnya menjadi tetesan air yang jatuh ke bumi dalam sebagai hujan yang jatuh di lautan, samudera, sungai-sungai dan seluruh permukaan bumi di wilayah tertentu di mana hujan tersebut turun.

Kedua jenis air ini merupakan unsur terpenting bagi keberlangsungan hidup benda-benda yang ada di permukaan bumi dalam proses kehidupan mereka.

Air asin yang merupakan bagian terbesar dari keseluruhan air yang ada di bumi, terdapat di samudera, lautan dan danau-danau. Samudera yang ada di bumi ini terbagi menjadi tiga; Samudera Pasifik, Samudera Hindia, dan Samudera Atlantik.

Wilayah perairan ini saling berhubungan antara salah satu laut dengan salah satu samudera. Misalnya Laut Tengah yang menyatu dengan Samudera Atlantik, Laut Merah yang menyatu dengan Samudera Hindia. Sebagaimana hal ini terjadi antara satu laut dengan laut yang lain. Semisal Laut Adriatika yang menyambung dengan Laut Putih (Laut Tengah).

Dan yang menakjubkan, perpaduan ini tidak hanya terjadi antara air asin dengan air asin, tapi juga antara air tawar dengan air asin. Seperti yang terjadi antara Sungai Nil yang mengalir ke Laut Tengah. Dan banyak lagi sungai yang terdapat di benua Amerika yang mengalir ke Samudera Pasifik dan Atlantik.

Pertemuan antara dua titik perairan yang asin dan tawar, telah menimbulkan banyak pertanyaan bagi para ilmuwan: Apakah salah satu dari dua air tersebut bisa memengaruhi yang lainnya? Berapa persen tingkat kemurnian kedua jenis air  tersebut ketika keduanya bertemu di satu titik? Apakah dimungkinkan pengontrolan titik pertemuan antara keduanya?

Untuk mendapatkan jawaban yang memuaskan atas beberapa pertanyaan di atas, para ilmuwan telah banyak mengadakan penelitian dan pengamatan. Sebagai hasil awal dari penelitian yang mereka lakukan, disimpulkan bahwa di antara dua titik pertemuan kedua jenis air, kemungkinan besarnya terdapat suatu batas area tertentu yang berfungsi untuk mencegah pencampuran antara keduanya, sehingga masing-masing terjaga kemurniannya.

Namun seiring dengan kemajuan pada bidang hedrologi dan penggunaan media elektronik dan magnetik, para ilmuwan, telah dapat memastikan bahwa sebenarnya pertemuan kedua bagian yang berbeda dari ke dua jenis air inilah yang telah menghasilkan suatu ‘wilayah perbatasan’ tertentu yang berfungsi untuk mencegah percampuran kedua jenis air, secara terus-menerus dan tidak berhenti.

Sebagian ilmuwan menjelaskan bahwa ‘wilayah perbatasan’ itu terjadi karena efek listrik dan magnetik yang saling berlawanan sehingga tercipta sekat antara bagian tengah dari kedua perairan.

Jika kita memerhatikan ayat Al-Qur'an, maka kita akan mendapatkan bahwa Al-Qur'an telah memberikan isyarat atas fenomena ini, dalam surah Ar-Rahman ayat 19 dan 20. Allah SWT berfirman: "Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing."
(republika.co.id)

Al-Qur'an dan Sains: Proses Terciptanya Awan

my.opera.com
Al-Qur'an dan Sains: Proses Terciptanya Awan

Oleh: DR Abdul Basith Jamal & DR Daliya Shadiq Jamal

Awan yang terdapat di langit, pada mulanya terbentuk dari air yang berada di permukaan bumi yang mengalami penguapan. Setelah terbentuk, awan ini digiring oleh angin dari tempat penguapannya ke tempat pengendapannya atau ketempat di mana ia akan dicurahkan sebagai hujan.

Kecepatan angin yang menggiring awan lebih cepat dari awan itu sendiri. Angin ini berfungsi untuk mengumpulkan gumpalan-gumpalan awan yang satu dengan yang lainnya sehingga terhimpun di satu wilayah tertentu di kawasan atmosfir bumi. Di mana di tempat ini terdapat arus udara yang menekannya dari arah bawah gumpalan awan tersebut, dan terdapat butiran-butiran es dari arah atas dan bulir-bulir air dari bawahnya.

Awan yang telah terhimpun di suatu tempat, tidak hanya terhimpun karena proses pertemuan antara beberapa gumpalan awan yang dibawa oleh angin. Namun hal itu juga disebabkan arus dan aliran listrik yang terdapat pada awan-awan tersebut, baik arus positif maupun arus negatif, di mana pertemuan kedua arus, mengakibatkan percikan listrik yang berpengaruh pada awan.

Proses terhimpunnya awan ini terbentuk dalam pola yang menumpuk, di mana awan yang telah terkumpul, masih terus ditambahi oleh awan yang berikutnya. Dan berdasarkan penelitian para ilmuwan, penumpukan awan ini berbentuk seperti gunung, di mana pada bagian bawah lebih luas daerahnya dan bagian atas lebih menyempit.

Pergesekan yang terjadi antara himpunan awan yang berbeda-beda dengan kilat sebagai percikan listrik mengakibatkan terjadinya suara halilintar yang menggelegar dan mengguncangkan siapa saja yang dekat dengan tempat kejadiannya, sebagai akibat dari gelombang suara yang memiliki tingkat frekwensi yang sangat tinggi. Suara halilintar ini sering terjadi, sambil mengiringi jatuhnya air hujan ke bumi.

Demikianlah proses terjadinya awan, halilintar dan hujan. Hakikat ilmiah ini, tidak diketahui secara pasti dan detail, kecuali setelah kemajuan pesat dalam bidang penelitian luar angkasa dan ilmu meteorologi.

Padahal Al-Qur'an sendiri, sejak 14 abad yang lalu, telah memberikan petunjuknya berkaitan dengan fenomena alam ini, dalam surah An-Nur ayat 43. Allah SWT berfirman: "Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan."

Dari ayat di atas, kita mendapatkan Al-Qur'an telah menjelaskan proses terciptanya awan dan proses pengumpulan awan-awan yang kecil sehingga menjadi gumpalan awan yang besar. Sebagaimana, ia juga menjelaskan tentang akibat dari himpunan gumpalan awan tersebut, yaitu terjadinya kilat dan halilintar dan bentuk dari gumpalan awan tersebut, yang berbentuk seperti gunung. Sebagaimana firman Allah SWT: "dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung".
(republika.co.id)
(republika.co.id)

Mukjizat Al-Qur'an: Relativitas Waktu

thecentenarian.com
Mukjizat Al-Qur'an: Relativitas Waktu
Ilustrasi

Kini, relativitas waktu adalah fakta yang terbukti secara ilmiah. Hal ini telah diungkapkan melalui teori relativitas waktu Einstein di tahun-tahun awal abad ke-20. Sebelumnya, manusia belumlah mengetahui bahwa waktu adalah sebuah konsep yang relatif, dan waktu dapat berubah tergantung keadaannya.

Ilmuwan besar, Albert Einstein, secara terbuka membuktikan fakta ini dengan teori relativitas. Ia menjelaskan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan. Dalam sejarah manusia, tak seorang pun mampu mengungkapkan fakta ini dengan jelas sebelumnya.

Tapi tunggu dulu, ada perkecualian! Al-Qur'an telah berisi informasi tentang waktu yang bersifat relatif. Sejumlah ayat yang mengulas hal ini berbunyi:

"Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu menurut perhitunganmu." (QS Al-Hajj: 47)

"Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu." (QS As-Sajdah: 5)

"Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun." (QS Al-Ma'aarij: 4)

Dalam sejumlah ayat disebutkan bahwa manusia merasakan waktu secara berbeda, dan bahwa terkadang manusia dapat merasakan waktu sangat singkat sebagai sesuatu yang lama: "Allah bertanya: 'Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?' Mereka menjawab: 'Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.' Allah berfirman: 'Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui'." (QS Al-Mukminun: 112-114)

Fakta bahwa relativitas waktu disebutkan dengan sangat jelas dalam Al-Qur'an, yang mulai diturunkan pada tahun 610 M, adalah bukti lain bahwa Al-Qur'an adalah Kitab Suci.
(republika.co.id)

Selasa, 19 Juli 2011

Penanganan Keras Atas Terduga Teroris Timbulkan Dendam


 

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas, Minggu (17/7), menyatakan, indikasi timbulnya dendam mulai bisa dilihat sekarang. Sejumlah kasus polisi dibunuh oleh simpatisan kelompok garis keras di berbagai daerah. Misalnya kasus di Bekasi, seorang polisi tiba-tiba dibunuh padahal polisi bersangkutan bukan anggota Densus 88.

Kasus serupa terjadi pada masa pascapasukan bersenjata ABRI memberangus sekelompok jamaah Islam di Tanjungpriok, dengan alasan sebagai kelompok garis keras. Beberapa waktu situasi mereda, warga justru menebas tentara yang kebetulan lewat di gang di kawasan Tanjungpriok, dengan alasan sebagai bagian dari tentara yang menyerang mereka. Padahal tentara yang bersangkutan juga tidak pernah terlibat dalam operasi penyerangan.

"Penanganan teroris sekarang sama (dengan operasi Kopkamtib-red.). Penyelesaian dengan kekerasan, seperti ada teroris ditembak kepalanya. Deradikalisasi semestinya bukan dengan cara kekerasan seperti menembak (terduga) teroris di kepala," kata dia saat peluncuran bukunya berjudul "Hegemoni Rezim Intelijen".

Menurut dia, sangat mengejutkan Densus 88 dibentuk oleh Polri untuk menangani kejahatan teror dengan pendekatan utama kekerasan. Cara demikian tidak "menyehatkan" keadaan, sebaliknya melahirkan generasi teroris baru.

Mantan Ketua Komisi Yudisial (KY) tersebut berpendapat, Polri terutama Densus 88 semestinya belajar dari masa lalu di mana kasus teroris indikasinya tidak semata kejahatan. Jika melihat pola dan modus teroris dan organisasinya, kasus ini mirip dengan Komando Jihad yang terjadi pada masa Orde Baru, ada aspek rekayasa atau campurtangan pemerintah tertentu.

Kasus Komando Jihad (KJ) skenario awalnya isu ancaman komunisme di Vietnam terhadap stabilitas Asia Tenggara, termasuk di Indonesia. Sebagai antisipasi, para operator intelijen mendesain KJ, direkrut para mantan anggota Darul Islam (DI) dan ditunjuk pimpinannya H. Ismail Pranoto (Hispram). Belakangan diketahui, KJ dan misinya diskenario oleh Ali Murtopo.

Kemudian KJ direkayasa sebagai organisasi yang mengancam keamanan nasional dengan isu KJ bermaksud akan mengganti Pancasila dengan mendirikan negara Islam, pemerintah yang sah sebagai thogut, sebagai jalan mendapatkan dana dilakukan fa'i atau perampokan dari harta orang-orag kaya," "Teroris sekarang ada kesamaan isunya," ujar dia.

Iman Samudera dan kawan-kawan memandang pemerintah sekarang thogut, mereka bermaksud mendirikan negara Islam, dengan mengganti dasar negara Pancasila dengan syariat Islam, atau alasan solidaritas atas pembunuhan muslim di Palestina dan kawasan Timur Tengah lainnya. Adapun organisasi yang dijadikan kendaraan Jamaah Islamiyah (JI).
Para keluarga teroris pun kehidupannya seperti diskenario sama dengan korban KJ maupun gerakan PKI. Anak-anak para terduga teroris mengalami stigmatisasi seperti tidak bisa mendapatkan KTP, tidak bisa sekolah negeri, dengan alasan anak-anak dari para teroris. Kemudian keluarga mereka dibatasi untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.

"Kami memiliki lembaga Pusat Studi Hak Asasi Manusia (Pusham) Universitas Islam Indonesia melakukan advokasi dan pembinaan para keluarga teroris. Ibu dan anak-anak para terduga teroris hidup terasing di berbagai daerah seperti di Cilacap, Boyolali dan banyak daerah lain. Mereka bertanya-tanya mengapa ayah dibilang teroris? Keadaan demikian merupakan stigmatisasi, jika anak mereka terus ditelantarkan, maka kita membiarkan lahir generasi teroris baru seperti anak-anak Palestina. Dalam benak mereka tidak ada kata lain kecuali perlawanan terhadap kekerasan yang mereka dan orangtuanya merasakan," ujar Busyro.*
(hidayatullah.com)

Gadis Muslim 15 Tahun Diterima 13 Kampus AS


 

 

Namanya Saheela Ibraheem, usianya baru15 tahun. Putri seorang imigran asal Nigeria itu bingung hendak melanjutkan sekolah di perguruan tinggi mana, sebab tidak semua kampus bersedia menerima anak seusianya sebagai mahasiswa.

Akhirnya Saheela mendaftarkan diri ke 14 perguruan tinggi, termasuk  tujuh kampus Ivy League -- perguruan tinggi paling bergengsi di Amerika.

Hasilnya, ia diterima di 13 perguruan tinggi sekaligus. Termasuk 6 dari tujuh kampus Ivy League. Hanya Universitas Yale yang menolaknya, mungkin karena usianya dianggap masih agak muda.

Meskipun 13 perguruan tinggi menerimanya menjadi mahasiswa, ia harus berdebat berminggu-minggu untuk menentukan satu pilihan. Bimbang antara pilihan MIT dan Harvard, ia lalu mengunjungi kedua kampus itu bulan lalu.

Akhirnya, dengan mantap Saheela memilih Harvard.

"Dia mengunjungi Harvard dan dia jatuh hati dengan tempatnya," kata Shakirat Ibraheem ibunda Saheela, seperti dikutip Star-Ledger NJ (04/5).

Siswi SMA Wardlaw-Hartridge di Edison, New Jersey itu ingin menggeluti bidang neurobiologi atau neuroscience agar bisa menjadi peneliti yang mempelajari cara kerja otak.

Meskipun demikian, Saheela merasa otaknya biasa-biasa saja. Dia menganggap kedua orangtuanyalah yang berjasa mengajarkan dirinya cinta belajar dan bekerja keras.

Safara Ibraheem, ayah Saheela yang bekerja sebagai analis dan wakil presiden di sebuah perusahaan keuangan di New York, sering menemaninya belajar di malam hari dan memberikan pelajaran tambahan di rumah untuk materi yang tidak diajarkan sekolahnya.

Menurut gurunya, Saheela seperti siswa-siswa umumnya yang tidak menghabiskan waktunya hanya untuk belajar.

"Dia tekun dan sangat cerdas. Hanya saja dia terus mendorong dirinya sendiri," kata William Jenkins, direktur perkembangan di SMA Wardlaw-Hartridge.

Saheela juga unggul di aktivitas luar kelas. Dia atlet tiga olahraga, masuk tim softball, sepakbola dan renang. Di kelompok paduan suara sekolah dia menyumbangkan suara altonya dan pandai memainkan trombon bersama grup sekolahnya. Saheela adalah presiden kelompok investasi, kegiatan ekstrakurikuler yang secara virtual mengajarkan para siswa bagaimana berinvestasi di dunia saham.

 "Saya berusaha melakukan yang terbaik dalam setiap hal yang saya lakukan," kata Saheela. "Siapapun yang giat pasti berhasil," katanya membocorkan tips suksesnya.

Tak heran jika dengan ketekunannya, Saheela bisa loncat kelas beberapa kali sejak di sekolah dasar, berhasil menembus 13 perguruan tinggi terkemuka dengan nilai rata-rata sekolah 96-97 dari nilai tertinggi 100, dan mendapat skor SAT (ujian masuk perguruan tinggi) sempurna 800 untuk matematika, 790 untuk menulis dan 750 dalam membaca.

Dan yang paling membahagiakan dirinya, dia akan segera menjadi mahasiswa di universitas ternama, sekaligus akan menjadi salah satu mahasiwa termuda di Harvard musim gugur tahun ini.

"Saya akan menjadi salah satu yang termuda. Tapi bukan yang paling muda," kata gadis Muslim berkulit hitam manis yang tinggal di Piscateway, New Jersey, dan tak lama lagi merayakan ulang tahunnya yang ke-16 itu. *

(hidayatullah.com)

Bahaya Motif di Balik Peristiwa Radikalisme dan Terorisme


 
  Oleh: Mustofa B. Nahrawardaya
PERNAHKAH anda membayangkan bagaimana caraanya membuat citra Pondok Pesantren --yang selama ini dikenal berisi orang-orang menuntut ilmu agama--, agar nampak buruk, agar nampak radikal, dan dikesankan berisi orang-orang yang melawan ideologi negara? Sepertinya sangat susah.

Tapi dengan sebuah peristiwa ledakan bom rakitan, ternyata hal itu bisa dilakukan. Bahkan, dengan adanya satu saja ada ledakan kecil di Pondok Pesantren di kampung kecil, hampir semua orang kemudian menuntut pentingnya pengetatan dan pengawasan ekstra terhadap semua Pondok Pesantren di Seluruh Indonesia.

Seluruh perhatian kemudian terpusat pada pentingnya mengendalikan Pondok Pesantren agar terhindar dari pengaruh radikalisme dan terorisme. Itulah yang disebut sebagai ‘dampak’. Bom adalah peristiwanya, dan citra buruk sebagai dampaknya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2008:313), dampak diartikan sebagai pengaruh kuat yang mendatangkan akibat, baik itu akibat negatif maupun akibat positif). Karena yang diinginkan bernama dampak, maka kadang peristiwanya bisa direkayasa sedemikian rupa agar dampak yang ditimbulkan bisa sesuai dengan keinginan pembuat peristiwa Meski begitu, dampak dari peristiwa kadang  juga di luar dugaan pembuat peristiwa.

Namun yang pasti, dampak yang diinginkan sangat mudah dicapai dengan peristiwa yang diciptakan. Mau tahu bagaimana sebuah peristiwa sangat penting untuk mendapatkan dampak yang diinginkan?

Pertama,  bagi orang awam, Bom Bali I yang terjadi pada Oktober 2002 mungkin dikiranya benar-benar bikinan Amrozi Cs. Bom yang menewaskan 202 orang ini, bahkan disangkal sendiri oleh mantan Kabakin ZA Maulani (almarhum), jika bom tersebut bikinan Amrozi Cs. Karena jika dilihat dari bahan yang ditemukan di TKP (Tempat Kejadian Perkara), bahan tersebut hanya bisa dimiliki oleh Israel, Prancis dan Amerika Serikat.

Namun sidang bom terdahsyat Indonesia ini, para pelaku yang sekarang sudah dieksekusi mati, mengaku bahwa bahan yang digunakan hanya bahan-bahan dari materi petasan. Sedangkan yang ditemukan di TKP adalah semacam C4, maupun bekas RDX. Tentu itu bukan keanehan, karena memang Amrozil Cs hanyalah tumbal.

Maka dari itu, meski para pelaku mengaku hanya  menggunakan 1 kuintal bahan petasan sekalipun, menurut ZA Maulani, tak mungkin bisa menghancurkan TKP hingga sedahsyat yang terlihat di lokasi ledakan. Amrozi Cs, dalam sidang mengaku membuat bom (petasan)nya, akan tetapi tampaknya mereka sengaja dijebak dalam ledakan sedemikian rupa dahsyatnya, sehingga yang bersangkutan beserta kelompok dan teman-temannya  menjadi terlibat dalam kejadian tersebut.

Hal itu bisa dilihat dalam sidang-sidang, mereka tampak bodoh dan tak bisa terampil merangkai secara profesional. Meski begitu, lihat saja dampak dari Bom Bali I. Pemerintah kemudian membabibuta memburu seluruh orang-orang yang pernah belajar bom semacam Amrozi. Mereka tak tidak lain, adalah para bekas Mujahidin yang pernah berjuang dan berjihad di Afganistan, Ambon , dan Maluku.

Jumlah mereka, menurut beberapa sumber, mencapai 3000 orang. Sebagian dari 3000 veteran mujahidin ini sudah dihabisi aparat di Indonesia maupun negara-negara tetangga. Maka dari itu, tidak sedikit pengamat menduga, peristiwa Bom Bali sengaja diciptakan untuk memaksa pemerintah agar bersemangat memburu para veteran mujahidin Indonesia, demi membalas dendam terhadap kejadian 9/11 yang merontokkan tower WTC di Amerika.

Bagaimanapun, peristiwa 9/11 telah mempermalukan Amerika di mata negara-negara sedunia. Dan, ternyata dampak dari Bom Bali 1 benar-benar sukses. Pemerintah sangat bersemangat memburu mereka, dengan bantuan dana dan perlengkapan dari Amerika. Yang menjadi janggal, teroris kini tidak pernah habis meski Densus sudah menangkapi dan menembak mati dedengkot-dedengkot teroris macam Noordin M Top, Dr Azahari, Dulmatin, dan lain-lain. Setiap hari muncul nama baru yang dikait-kaitkan dari kadang dari terduga yang sudah ditembak mati.

Kedua, berbagai persitiwa bom di Indonesia pasca Bom Bali I, juga meninggalkan dampak luar biasa. Banyak keluarga Muslim yang misalnya  isterinya mengenakan cadar, berbaju gamis, celana ngantung, berjenggot, atau semacam itu, akhirnya menjadi terkucilkan.

Mereka bahkan sudah tercap sebagai ‘kelompok’ calon teroris meskipun tidak melakukannya. Ini gara-gara polisi sering membiarkan media over blow-up ambil gambar dan mempublikasikan terduga pelaku bom yang selalu bercelana ngantung, berjenggot, berbaju gamis, dan beristeri cadaran.
Dan anehnya, cara-cara ini terus menerus digunakan oleh Densus 88 setiap kali ada persitiwa bom. Lebih lucu lagi, Densus 88 tak segan menyertakan kitab suci Umat Islam bernama al-Qur’an sebagai barangbukti terorisme.

Mungkinkah dengan kebijakan murahan itu, ada keinginan agar penyitaan al-Qur’an bisa berdampak negatif: misalnyaagar orang Islam takut menyimpan al-Qur’an di rumah? Atau orang Islam takut membawa bahkan menampakkan al-Qur’an di tempat umum?

Yang lebih memprihatinkan, cara-cara polisi menggelandang terduga teroris, sangat mirip cara pasukan Amerika. Dan sudah seperti pemandangan di Timur Tengah: terborgol, terantai kakinya, dilakban matanya, dan diseret-seret. Jika melihat itu, kita sepertinya tidak sedang berada di Indonesia yang dikenal santun.

Terakhir, tentang bom di Pondok Pesantren UBK (Umar Bin Khattab) Bima, Nusa Tenggara Barat. Tidak jelas, siapa yang merakit, menaruh, dan meledakkan bom itu. Yang jelas, sebelum ada bom, dikabarkan anggota Polsek setempat yakni Brigadir Rokhmad tewas dibunuh oleh salahsatu santri ponpes UBK. Pada Kamis tanggal 30 Juni 2011 siang, polisi naas itu ditikam pelaku bernama Saban Abdurahman.

Sebenarnya publik juga belum mengetahui latar belakang penusukan itu. Mengapa tiba-tiba ada penusukan hingga menewaskan seorang polisi. Satu-satunya sumber, hanya datang dari polisi sendiri. Kata polisi, pelaku menikam polisi karena ada perintah tuhan untuk membunuh korban yang dianggap kafir.

Tahu-tahu, sebuah bom meledak beberapa hari setelah polisi menangkap pelaku penusukan. Tepatnya Senin tanggal 11 Juli 2011, sebuah bom kecil tiba-tiba meledak di dalam ponpes UBK. Siapa yang merakit, dan meledakkan bom itu? belum diketahui.

Dengan adanya ledakan tersebut, kini ada alasan polisi untuk memasuki pondok. Polisi lalu menangkapi santri dan kembali menenteng satu peti al-Qur’an sebagai barang bukti, selain beberapa barangbukti lain yang ‘lazim’ ditemukan di TKP bom: VCD Jihad, rangkaian bom, CPU, printer, dan lain-lain.

Polisi juga menyebut dugaan adanya bom adalah untuk "membalas dendam" polisi karena menangkap Ubaid, salahsatu tersangka pelatihan militer yang konon ada kaitan dengan ponpes UBK!. Belakangan polisi mengaitkan mereka dengan JAT-nya Abu Bakar Baasyir karena ada jaket bertuliskan Jamaah Anshorut Tauhid.

Dampak berikutnya. Beberapa tokoh masyarakat buru-buru menyuarakan perlunya pemerintah mengawasi semua pondok pesantren. Salah satu ormas Islam, underbow PBNU, GP Ansor malah langsung membentuk Densus 99 untuk membantu Densus 88— sebuah langkah yang rancu.

Sudah tentu, banyak yang meminta agar ponpes UBK nantinya akan ditutup. Jika benar ponpes UBK ditutup, itulah dampak paling berbahaya. Karena jika hanya karena sebuah ledakan kecil kemudian berhasil menutup operasi sebuah Pondok Pesantren, maka kejadian serupa akan terulang di pondok pesantren lain.

Ingat, masih ribuan veteran Mujahidin yang belum dihabisi aparat. Artinya, mereka bisa saja satu demi satu  digilir dan dibuat sedemikian rupa agar terlibat dalam aksi terorisme yang melibatkan ponpes tertentu, lalu dipakai alasan untuk menutup Pondok Pesantren itu.

Saya menduga, peristiwa di Ponpes Bima adalah sebuah "pilot project liar" untuk kelak bisa dipakai polanya, menutup Ponpes Al Mukmin Ngruki di Solo. Apalagi Abu Bakar Baasyir sudah mendekam di tahanan, kemungkinan melakukan aksi serupa di Ngruki sungguh sangat mudah. Apakah caranya dengan akan ‘ledakan’ juga, atau dengan variasi lain? Kita tunggu.*


Penulis adalah Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF) dan Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah
(hidayatullah.com)