Kamis, 11 Juli 2013

Puluhan Pendukung Mursi Dibantai Saat Shalat Shubuh

KAIRO -- Korban tewas terus bertambah
akibat serangan militer Mesir kepada pendukung pro-Mursi.
Menurut seorang narasumber dari tim medis, setidaknya 42
orang tewas pada peristiwa yang disebut Pembantaian di
Garda Republik, beberapa di antaranya perempuan dan anak-
anak.
Juru Bicara kelompok Ikhwanul Muslimin, Gehad el Haddad,
dikutip dari Reuters , mengaku sedang berada di masjid yang
terletak di dekat lokasi penembakan. Ketika itu pendukung
Mursi sedang menggelar shalat shubuh berjamaah sebelum
ditembaki gas air mata dan diberondong senapan mesin.
Sedangkan sebagian lainnya sedang berorasi di depan Garda
Republik.
Para korban menurut dia, kebanyakan mengalami luka tembak
di kepala. Korban pun dibawa ke rumah sakit di Nasr City.
Seorang demonstran al Shaimaa Younes mengatakan tentara
dan polisi menembaki demonstran yang sedang shalat
shubuh. Akibatnya, terjadi kepanikan sehingga pengunjuk rasa
berlarian ke berbagai arah. Padahal di lokasi, ada perempuan
dan anak-anak yang ikut dalam demonstrasi.
''Aku melihat orang-orang mulai berjatuhan,'' katanya Senin
(8/7).
Sebelumnya, seperti dikutip Al Jazeera, juru bicara
Kementerian Kesehatan, Khaled el Khatib mengatakan 34
orang pendukung Mursi yang berdemonstrasi di depan Markas
Besar Militer Mesir tewas. Sementara itu 322 orang lainnya
mengalami luka-luka.
Pendukung Mursi telah menggelar unjuk rasa di luar gedung
Garda Republik semenjak Mursi digulingkan oleh militer.
Mereka meminta militer membebaskan dan mengembalikan
kursi Presiden Mesir kepada Mursi.(republika)
Red: Fernan Rahadi
Rep: Ichsan Emrald Alamsy

Tidak ada komentar: