Rabu, 04 Mei 2011

Sekilas Hidup Usamah bin Ladin (4). Mendirikan Alqaida dan pulang sebagai Pahlawan

Sekilas Hidup Usamah bin Ladin (4). Mendirikan Alqaida dan Pulang Sebagai Pahlawan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Usamah bin Ladin adalah sosok yang kontroversial di mata dunia. Bagi sebagian ia adalah teroris tulen yang seakan berhati dingin dan kejam. Tapi bagi sebagian lain, Usamah adalah simbol perlawanan atas hegemoni Amerika Serikat dan Eropa atas kesewenang-wenangan mereka terhadap dunia Islam.
Tak lupa, Usamah juga pernah bekerja sama dengan AS di Afghanistan untuk mengusir Sovyet. Kini setelah dikabarkan tewas dalam penyergapan di Abbottabad, Pakistan, Usamah tetap menjadi sosok yang misterius. Republika mencoba menguliti sedikit kehidupan pribadi Usamah bin Ladin, keturunan konglomerat Mohammed bin Ladin asal Arab Saudi.
Bagaimana masa kecilnya. Apa yang mempengaruhi pergerakan Usamah. Mengambil bahan dari buku pemenang hadiah Pullitzer 2007, The Looming Tower karangan Lawrence Right, berikut cuplikan episode-episode kehidupan Usamah bin Ladin. Selamatmenikmati:
Afghanistan 1986. Situasi makin memburuk. Diperbatasan Afghanistan-Pakistan, seperti kotaPeshawar, ratusan ribu pengungsi Afghanistanmendirikan tenda. Menjadikan wilayah itu salah satu lokasi pengungsian terbesar di dunia. Tahun inilah Ayman al-Zawahiri datang ke Afghanistan. Sebelumnya Zawahiri membuka klinik di Jeddah. Melihat nasib pengungsi yang terlunta-lunta, Zawahiri memboyong seluruh keluarganya ke Peshawar.
Di sinilah ketiga tokoh itu bertemu. Usamah, Abdullah Azzam, dan Ayman al-Zawahiri. Ketiganya punya prioritas yang berbeda. Usamah misalnya murni ingin terjun untuk menegakkan Islam di negara-negara yang tertindas. Azzam sudah menggariskan bahwa dunia Islam butuh suatu gerakan jihad. Bila Afghanistan sudah bisa dimenangkan dan Sovyet hengkang, maka negara target jihad selanjutnya adalah negara-negara selatan Sovyet, Bosnia, Filipina, Kashmir, Asia Tengah, Somalia, Eritrea, dan Spanyol. Azzam sebelunya berpengalaman mendirikan Hamas sebagai faksi lain dari gerakan PLO Yaser Arafat.

Ia mengutip pernyataan Sayyid Qutb soal perlunya pembaruan gerakan Islam internasional dengan dasar ('qaida') yang baru. Dari sinilah asal muasal nama Alqida yang membesarkan nama Usamah. Pertemuan tokoh-tokoh senior pergerakan di Afghanistan memutuskan bahwa dalam waktupaling lambat enam bulan, organisasi Alqaida harus berdiri. Anggota pertamanya adalah 314orang yang dilatih secara khusus dan siap berjihad di mana pun. "Alqaida adalah salah satu faksi organisasi Islam. Tujuannya untuk menegakkan kalimat Allah SWT dan membuat agamanya berjaya," demikian rekaman pertemuan itu.
Bagaimana soal pendanaan? Aliran uang dari Arab Saudi dan Amerika Serikat mulai seret mengalir ke Afghanistan. Azzam dikenal dekatdengan Badan Intelejen AS (CIA), karena dia kerap bolak-balik Pakistan-Arab Saudi-AS untuk mengajar dan berpidato soal jihad melawan komunisme. Ia membuat skenario, yang disetujui oleh Usamah, agar Alqaidah dipimpin Usamah. Skenario ini didukung Pemerintah Arab Saudi yang khawatir kalau Alqaida dipimpin oleh Azzam akan terbawa kegaris Ikhwanul Muslimin.
Sementaran itu, kesehatan Usamah karena terlalu lama bergerilya di gua dan padang pasir Afghanistan memburuk. Ia kelelahan, terserang malaria, dan darah rendah. Zawahiri harus bolak balik Pakistan-Afghanistan untuk merawat rekannya.
Usamah meninggalkan Afghanistan pada musim gugur 1989. Ia meninggalkan para mujahidin dan gerakan Alqaida yang sudah terbentuk. Pulang kampung, ia mendapat sambutan bak pahlawan. Ia lebih terkenal dari para pangeran Saudi. Uangnya perlahan-lahan mulai mengalir. Sahamnya di Saudi bin Ladin Grup mencapai 27 juta riyal atau tujuh juta dolar AS. Ia punya rumah di Jeddah dan Madinah.
Sementara kehidupan petinggi Arab Saudi, di mata rakyatnya, makin tercela. Penguasa menumpuk kekayaan. Raja Fahd punya perahumewah seharga 199 juta dolar AS, pesawat jet747 seharga 150 juta dolar AS. Keluarga kerajaan suka berjudi jutaan dolar AS. Punya istana di Jenewa dan Cannes. Ini belum mencakup aksi mesum yang kerap dilakukan para keluarga kerajaan.
Ketika harga minyak internasional turun di pertengahan 1980-an, perilaku foya-foya keluarga kerajaan tak juga berubah. Mereka kehabisan uang, tapi mereka terus meminjamuang dari bank negara. Setiap investasi yang mau masuk ke Arab dikorupsi lewat komisi. Dinasi Al Saud menjadi sinonim dengan kata korupsi, saking parahnya.
Usamah mulai berkhotbah di sejumlah masjid.Ia kembali ke masalah Palestina. Betapa Amerika Serikat dan sekutu zionisnya mempermalukan Islam di Palestina. "Mereka telah menyerang saudara-saudara kita di Palestina seperti mereka menyerang Muslim dan Arab di berbagai negara," kata Usamah."Darah umat Islam sudah tumpah. Terlalu banyak darah tumpah! Kita dianggap sebagai domba. Kita dipermalukan," sambung dia.
Ia melanjutkan khotbahnya, "Amerika berperang ke Vietnam. Ribuan mil jauhnya. Membom negara itu dari pesawat. Amerika tidak keluar dari Vietnam sampai mereka kalah. Lebih dari 60 ribu prajurit AS tewas. Sama juga di Palestina. Amerika tidak akan berhenti menyokong Yahudi sampai kita bertindak. Mereka tidak akan berhenti sampaikita berjihad melawan mereka!"
"Yang kita harus lakukan adalah memboikot produk Amerika. Kita harus menjalankan perang ekonomi terhadap AS. Mereka mengambil uang kita dan memberikannya ke Yahudi untuk membunuh saudara-saudara kitadi Palestina. Kita harus menyampaikan ini pada setiap orang AS yang kita temui di jalan."
Usamah belakangan mengatakan, kebenciannya membuncah terhadap AS pada 1982. Ketika AS memberi lampu hijau pada Israel untuk menginvasi Lebanon. Namun, aksi Usamah menghujat AS ini sebenarnya berbeda 180 derajat saat perang Afghanistan. Ketika ia menjadi pemimpin perang Afghanistan, Usamah mendekati keluarga kerajaan dan menyampaikan terima kasih pada AS karena membantu Mujahidin.
Pangeran Bandar bin Sultan, dubes Arab Saudi di AS, mengingat Usamah mengatakan,"Terima kasih.. terima kasih pada Ada yang sudah membawa AS membantu kami mengusir kaum sekular dan atheist Sovyet," katanya.
Pernyataan Usamah ini juga bertolak belakangdengan situasi di Arab. Karena negara itu ternyata sangat bergantung pada AS. AS-Arab sangat bergantung satu sama lain. AS membangun industri minyak Arab. AS membangun infrastruktur ARab. Trans World Airlines menjadi contoh maskapai Saudi. Ford Foundation memodernisasi birokrasi Arab. US Corps of Engineers membangun stasiun televisi Arab dan industri pertahanan.
Sebaliknya, Saudi mengirim pelajar-pelajar terpintar mereka ke universitas AS. Lebih dari 30 ribu pelajar Arab per tahun ke AS. Sementara 200 ribu warga AS bekerja di Arab.
Red: Stevy Maradona
Attachment includes the note and its objects

Tidak ada komentar: