Senin, 06 Juni 2011

Mungkinkah SMS Kasus Demokrat operasi Intelejen BIO? Jum'at, 03 Juni 2011 GARA-

GARA SMS dengan nomor seluler Singapore yang mengatasnamakan M . Nazarudin, mantan bendahara Partai Demokrat (PD), yang berisikan ancaman akan membuka semua kasus kasus dugaan korupsi yang melibatkan banyak kader Demokrat, serta berisi tentang serangan terhadap pribadi SBY perlu di kritisi secara mendalam sebab SMS tersebut rupanya sampai membuat sikap yang over reaktif dari SBY.

Banyak kader Partai Demokrat bahwa SMS ini adalah bagian serangan terhadap partai Demokrat yang dilakukan oleh pihak luar yang ingin menghancurkan Partai Demokrat.
Seperti pernyataan Ramadahan Pohan kader Partai Demokrat bahwa yang mengirim SMS dengan nomor Singapore tersebut berinitial A dari partai lain yang katanya pengirim SMS ini sengaja ingin membunuh karakter Partai Demokrat dan Ketua Dewan Pembinanya.

Terkait pernyataan Ramdahan Pohan seharusnya POLRI segera memanggil Ramdahan Pohan untuk dimintai keterangan, karena sudah dipastikan Ramdahan Pohan pasti mengetahui siapa sebenarnya pengirim SMS yang berinitial A tersebut. Biasanya seperti dalam proses peyelidikan POLRI dalam menentukan seorang yang diduga terlibat dalam kasus pidana penyidik POLRI biasanya menyebutkan initial dari pelaku yang diduga terlibat dalam kasus pidana, jadi pernyatan Ramdahan Pohan bisa dijadaikan langkah awal polisi untuk meyelidiki siapa pengirim SMS gelap tersebut. Apalagi seorang kader partai GOLKAR, Indra J piliang sudah dimintai keterangan oleh POLRI.
Jika Ramadahn Pohan tidak mau meyebutkan nama dari inisial A tersebut , bisa jadi justru Partai Demokratlah yang ingin menghancurkan partai partai di luar PD, dengan melakukan pembunuhan karakter terhadap partai lain seakan akan hanya Partati Demokrat selau dizalimi dan ketua dewan pembinan difitnah.

Menyangkut kasus SMS Nazarudin jika dilihat dari segi komunikasi politik patut kita
kaji. Apakah SMS itu adalah bentuk dari kekecewaan kader Demokrat sendiri, sebab kalau SMS tersebut dikatakan membunuh karakter Partai Demokrat dan SBY hanya rakyatlah yang menilai tentang sepak terjang Partai Demokrat dan SBY terutama dalam bidang pemberantasan korupsi. Tentu rakyat sudah sangat cerdas dalam menilai tentang partai Demokrat, sebab kasus Nazarudin bermula dari tertangkap tangannya pejabat di Kemenpora oleh KPK dalam proyek pembangunan wisma atlet di Palembang yang notabene kementerian tersebut dipimpin oleh Kader Demokrat sendiri.

Mungkinkah ada permainan intelejen dari BIO (Badan Intelejen Outsourching), dalam pengertian ini operasi kontra intelijen, yaitu menciptakan isu sendiri untuk menyadarkan orang bahwa partai Demokrat ini bersih dan tidak terlibat kasus korupsi dan SBY selalu difitnah?
Seolah-olah SBY difitnah seperti sengaja didesain SMS itu diledakkan setelah ada Nazarudin di Singapore dan kemudian di teruskan dengan adanya pertemuan petinggi partai Demokrat di puri Cikeas, dan akan dipanggilnya Nazarudin ke KPK.
Dan akhirnya isu yang berkembang adalah seputar tentang SMS yang mengunakan nomor Singapore yang mengaku sebagai Nazarudin tersebut, dibandingkan subtansi persolan dugaan korupsi proyek Wisma Atlit yang diduga melibatkan Nazarudin.
Dengan harapan SMS tersebut akan mengaburkan persolan utama dan malah akan meyudutkan partai politik di luar partai Demokrat seakan akan partai diluar Demokrat selalu mendiskreditkan Partai Demokrat dan SBY.
Dan akhirnya rakyat simpati pada SBY. Cara seperti itu bukan aneh, dalam kontra intelijen itu hal biasa. Tetapi biarlah aparat membuktikan apakah ini ada kontra intelijen yang dilakukan BIO atau murni bentuk kekecewaan kader Demokrat, atau memang ada pihak lain yang mengkaburkan persolan utamanya.
(hidayatullah.com)

Tidak ada komentar: