Jumat, 03 Juni 2011

Investasi Libya dberbagai Negara

Investasi Libya telah melanglang lintas batas dan lintasbenua melalui Sovereign Wealth fund (SWF)-nya yakni Libyan Investment Authority (LIA). Di mana saja asetnya tertanam?
Libyatelah mendepositokan atau menginvestasikan puluhan miliar dolar aset kekayaan setidaknya 35 negara di empat benua, terutama yang disalurkan melalui SWF-nya. Meski hanya mengungkapkan sedikit tentang kesepakatan finansialnya, tetapi ada beberapa hal yang diketahui tentang harta yang dibekukan dan di mana Libya menginvestasikan kekayaan minyaknya.
Michael Maduell di Sovereign Wealth Fund Institute mengatakan bahwa sebagian aset SWF Libya terletak di luar AS, kebanyakan di Eropa dan pada perusahaan Afrika.
Negara ini memiliki campuran investasi yang aneh, mulai dari real estat mewah dan perusahaan penerbitan di Inggris, hotel-hotel di Timur Tengah, dan saham kecil di waralaba sepak bola Italia Juventus. Libya juga telah menginvestasikan ratusan juta dolar ke negara miskin, dan dalam beberapa hal, negara-negara Afrika yang tidak stabil. The Libyan Foreign Bank bahkan memiliki saham di Bank Umum Zimbabwe.
Namun, dana paling besar tampaknya tertanam di bank investasi terbesar dan paling berpengaruh di AS. "Libya baru saja menemukan fakta bahwa mereka memiliki banyak dana tunai untuk berinvestasi," kata Ashby Monk, peneliti di Oxford University khusus untuk SWF.
Libya selalu memiliki jumlah besar uang tunai karena besarnya cadangan minyak mentah berkualitas tinggi. Saat ini, LIA berada di antara SWF terbesar dunia.
Lalu, dimana saja Libya berinvestasi?


Amerika Utara : LIA menggunakan sistem keuangan AS untuk mengambil saham yang kebanyakan berisiko rendah, efek jangka pendek dan setara kas.
Mohamed Layas, kepala LIA, mengatakan kepada pihak berwenang AS pada Januari 2010 bahwa negara itu memiliki sekitar US$32 miliar likuiditas yang tersimpan di perbankan AS. Itu kira-kira setara dengan jumlah yang dibekukan Departemen Keuangan AS.
Juga di Januari 2010, Layas mengatakan, Libya membagi US$32 miliar menjadi potongan-potongan sebesar US$300 juta dan US$500 juta, yang dikelola oleh puluhanbank di seluruh Amerika Serikat.
Libya bahkan menginvestasikan lebih dari US$ 300 juta ke bank yang sudah bangktu, Lehman Brothers. Demikian menurut pengajuan pengadilan kebangkrutan AS. Negara ini berjuang di pengadilan untuk memulihkan kerugian tersebut.


Di Kanada : Libya membuat salah satu kesepakatan ekuitas pertama swasta dengan membeli Verenex Energi sekitar US$ 320 juta pada 2009. Kesepakatan itu penting karena Verenex adalah salah satu perusahaan publik yang diperdagangkan pertama untuk mengebor minyak di Libya setelah sanksi PBB dicabut.


Eropa dan Inggris: Libya menempatkan sebagian besar kas untuk bekerja di Eropa dan Inggris, sebagian karena kedekatan geografis. Direktur eksekutif LIA juga mengatakan ia memiliki preferensi untuk berinvestasi di Inggris karena dari "sistem pajak yang sederhana," menurut kabel WikiLeaks.


Di Italia : Mantan master kolonial Libya, LIA memiliki saham di Italia seperti nama perusahaan minyak raksasa Eni, kontraktor pertahanan Finmeccanica dan UniCredit, bank terbesar di Italia. LIA juga memiliki saham 7,5% di Juventus.


Di Inggris : LIA memiliki saham 3,3% di Pearson, pemilik Financial Times dan Penguin Publishing. Dana tersebut juga memiliki saham di beberapa properti komersial real estate Inggris.
Libya juga memiliki portofolio aset terkait minyak di Eropa melalui LIA, yang terdiri daritiga kilang minyak dan sekitar 3000 pompa bensin di seluruh benua itu, menurut pidato 2008 yang diberikan Layas di London.
Sejak kekerasan meletus di Libya, Pearson membekukan saham saham dan dividen Libya sampai pemberitahuan lebih lanjut dan Juventus mengatakan memantau perkembangan di Afrika Utara.


Afrika: Melalui puluhan bank investasi kecil yang tersebar di seluruh Afrika, Libya memiliki lusinan saham kecil di telekomunikasi dan perusahaan infrastruktur Afrika, beberapa terletak di negara-negara yang tidak stabil seperti Uganda dan Zimbabwe.
Investasi di Afrika memainkan dua peran, kata analis. Karena Afrika telah berjuang selama bertahun-tahun untuk mendapatkaninvestor, Libya telah menjadi sumber utama modal di benua itu. Kedua, investasi di Afrika telah membantu dukungan citra jangka panjang Khadafi saat menjadi "ayah" dari Afrika. "Khadafi memberikan dukungan saat tidak ada satupun yang membantu," kata Michael Maduell.
(inilah.com)

Tidak ada komentar: