Senin, 30 Mei 2011

Para Muslimah Temuan Tujuan Baru dengan AFL




 

Di belakang Masjid Gallipoli terdapat tiang gawang yang menjulang, terletak di tengah kota Sydney sebelah barat, merupakan pemandangan yang akan membuat Direktur Eksekutif AFL Andrew Demetriou berlutut dan menangis bahagia.
Tim sepakbola Auburn Tigers yang berlatih setiap hari Rabu bukanlah seperti tim lainnya. Ini merupakan tim Muslim utama. Tepatnta, sebuah tim sepakbola wanita Muslim utama.
Pada National Press Club minggu ini, Demetriou berbicara mengenai tantangan yang dihadapi nya dan bertanya, “Bagaimana kita membuat permainan yang sesuai dengan gadis Muslim berusia 10 tahun?”

Jawabannya adalah: mengajak kakak-kakak mereka untuk bergabung dan biarkan mereka mengikuti.
Amna Karra-Hassan menunjukkan padamu seberapa besar jurang perbedaan budaya yang dilompati, dimana 25 persen penduduknya adalah Muslim dan 10 persen lainnya adalah Cina.
Kebanyakan gadis-gadis di Tigers merupakan orang Libanon, tetapi juga terdapat orang Fiji, Bosnia, Turki dan juga Afghanistan.
"Dan juga Anglo,” ujar Karra-Hassan
Gadis berusia 22 tahun yang belum pernah menyaksikan pertandingan sepakbola baik di televisi maupun secara langsung ini, telah bermain di empat pertandingan di Liga Perempuan Sydney setelah mendapat dukungan dari semua pihak. Ia belum pernah mendengar mengenai Gary Ablett tetapi sebuah fakta bisa membuat Demetriou menangis. Ia mengenal siapa Israel Folau. 

AFL berharap Folau, yang telah mengubah liga rugby yang bermain dengan Greater Western Sydney Giants di dekat stadion Olympic tahun depan, akan menjadi kanal bagi kelompok budaya dan geografis tersebut yang tidak pernah dilibatkan dalam undang-undang.
Karra-Hassan menjelaskan bahwa gadis-gadis Muslim tetap taat pada agama mereka dengan tetap memakai jilbab dan menutupi anggota tubuh mereka. Mereka memiliki strategi sendiri jika kerudung hilang, mereka akan mengatasinya dengan mengelilingi korban hingga kerudungnya kembali . "Prioritas pertama kami adalah untuk memastikan gadis itu nyaman,"katanya.
Auburn Tigers dimulai tahun lalu sebagai klub Muslim, sementara tim pria telah memenangkan pertandingan di divisi empat di musim pertama.
Untuk tim wanitanya dimulai tahun ini, setelah ada desakan dari pejabat multikultural NSW AFL. Mereka akan memiliki pelatih perempuan dan meminta tim pria Tiger untuh menjauh pada saat latihan di malam hari dan di saat pertandingan.
Terdapat beberapa hambatan dalam membentuk tim, Karra Hassan berterus terang.
"Wanita tidak berolahraga itu maslah terbesar,” ujarnya. “Ayahku juga berpendapat seperti itu dan perlu waktu untuk orangtua kami agar nyaman dengan kondisi ini.
Untungnya, ayah tidak mengetahui mengenai AFL, tetapi jika ia melihatku mendapat tackling aku akan mendapat masalah.”
Karra-Hassan mengatakan jika tim wanitanya sangat membantu.
Saat ditanya apakah permainan ini kasar, ia berteriak: “Tentu saja ini kasar, kami dari Auburn!.” *
Foto dan sumber: The Australian
(hidayatullah.com)

Tidak ada komentar: