Kamis, 05 Mei 2011

Sekilas Hidup Usamah bin Ladin (6). Awalnya Menolak rencana menyerang wtc

Sekilas Hidup Usamah bin Ladin (6). Awalnya Menolak Rencana Menyerang WTC
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Usamah bin Ladin adalah sosok yang kontroversial di mata dunia. Bagi sebagian ia adalah teroris tulen yang seakan berhati dingin dan kejam. Tapi bagi sebagian lain, Usamah adalah simbol perlawanan atas hegemoni Amerika Serikat dan Eropa atas kesewenang-wenangan mereka terhadap dunia Islam.
Tak lupa, Usamah juga pernah bekerja sama dengan AS di Afghanistan untuk mengusir Sovyet. Kini setelah dikabarkan tewas dalam penyergapan di Abbottabad, Pakistan, Usamahtetap menjadi sosok yang misterius. Republikamencoba menguliti sedikit kehidupan pribadi Usamah bin Ladin, keturunan konglomerat Mohammed bin Ladin asal Arab Saudi.
Bagaimana masa kecilnya. Apa yang mempengaruhi pergerakan Usamah. Mengambil bahan dari buku pemenang hadiahPullitzer 2007, The Looming Tower karangan Lawrence Right, berikut cuplikan episode-episode kehidupan Usamah bin Ladin. Selamatmenikmati:
Usamah meninggalkan Sudan pada Mei 1996. Ketika datang ke Sudan ia ibarat investor kaya, namun saat keluar dari Khartoum ia nyaris miskin. Uangnya nyaris habis. Pemerintah Sudan mengancam Usamah akan menyerahkannya ke pemerintah AS atau Prancis atas desakan Arab Saudi. Usamah akhirnya sepakat akan kembali ke Afghanistan. Ia membawa keluarganya kembali pindah.

Di Afghanistan, Usamah kembali menempati Tora Bora. Wilayah pegunungan dan gua yang medannya sangat berat. Di sini ia disambut oleh pengikutnya yang masih tersisa. Usamah pun merasa terancam oleh gerakan Taliban yang sedang jaya-jayanya. Ia tidak mengenal gerakan Taliban, meski ia lama di Afghanistan.
Tahun itu juga, Usamah kedatangan tamu bernama Khaled Sheikh Mohammed. Mohammed sebelumnya sempat bekerja bersama Abdullah Azzam. Ia adalah paman dari Ramzi Yousef, pengebom World Trade Center pada 1993. Gaya Mohammed sangat berbeda dengan Usamah. Dia bergaya sangat kosmopolitan, suka minuman keras, bermain perempuan, namun pandai berbahasa asing. Mohammed juga pernah sekolah di AS.
Di depan Usamah dan pengikutnya, Mohammed memaparkan rencananya untuk meruntuhkan AS. Ia mengajukan rencana agarAlqaidah mengebom 12 pesawat jumbo jet AS di atas Samudera Pasifik. Rencana lainnya adalah melatih pilot untuk menabrakan pesawat ke gedung pencakar langit di AS. Usamah tidak terlalu tertarik pada rencana ini. Namun sejak saat itu, benih serangan 11 September 2001 sudah tertanam di benak kedua tokoh ini.
Agustus 1996, Usamah mengumumkan Deklarasi Perang Terhadap AS yang Telah Menduduki Dua Tanah Suci. Deklarasi ini diumumkan ke pers asing. Setahun kemudian,stasiun televisi CNN mewawancarai Usamah di Afghanistan. Inilah wawancara televisi pertama Usamah yang disiarkan ke seluruh dunia. Wartawan CNN, Peter Arnett, berhadapan langsung dengan Usamah.
CNN: Mengapa mengkritik Kerajaan Saudi?
Usamah: Kerajaan Arab Saudi sudah menjadi kaki tangan dari AS. Ini membuat Keluarga Kerajaan harus disingkirkan karena sudah tidak sesuai dengan syariah.
CNN: Mengapa membenci AS?
Usamah: Dukungan AS terhadap Israel adalah penyebab pertama saya mengumumkan perang terhadap AS. Kedua, kehadiran tentara AS di Arab. Warga sipil AS harus angkat kaki dari tanah suci, kalau tidak mereka tidak akanterjamin keamanannya. Amerika saat ini menerapkan standar ganda. Menyebut siapapun yang tidak sejalan dengan mereka sebagai teroris. Amerika mau menduduki negara kami, mencuri sumber daya alam kami, memerintah kami. Kalau kami menolak melakukannya, Amerika menuduh kami sebagai teroris!
Pada 1999, Mohammed Atta, Ramzi bin al-Shibh, Marwah al-Shehhi, dan Ziad Jarrah tiba di Afghanistan dari Hamburg. Mereka masuk kamp pelatihan Alqaidah. Tiga tahun setelah rencana Khaled Sheikh Mohammed menyerang AS dengan pesawat, kini Alqaidah tampaknya akan melaksanakan rencana Mohammed.
Rencana awalnya adalah membajak lima pesawat dari pantai timur AS dan lima pesawat dari Asia. Pesawat akan menabrak sejumlah gedung seperti markas CIA, FBI, Pentagon, Gedung Putih, WTC, dan reaktor nuklir. Usamah awalnya menolak rencana ini. Tapi belakangan pada musim semi 1999, dia memanggil Mohammed dan memberinya lampu hijau.
Usamah dan Mohammed lantas memilih Atta cs untuk melakukan rencana ini. Usamah sendiri yang langsung membriefing Atta cs perihal rencana dahsyatnya. Usamah lantas meminta keempat pria itu kembali ke Hamburg dan mendaftar ke sekolah pilot di AS.
Red: Stevy Maradona
Attachment includes the note and its objects

Tidak ada komentar: