Rabu, 04 Mei 2011

Sekilas Hidup Usamah bin Ladin (2). Usama Remaja Berubah,menangis melihat Palestina

Sekilas Hidup Usamah bin Ladin (2). Usama Remaja Berubah, Menangis Melihat Palestina
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Usamah bin Ladin adalah sosok yang kontroversial di mata dunia. Bagi sebagian ia adalah teroris tulen yang seakan berhati dingin dan kejam. Tapi bagi sebagian lain, Usamah adalah simbol perlawanan atas hegemoni Amerika Serikat dan Eropa atas kesewenang-wenangan mereka terhadap dunia Islam.
Tak lupa, Usamah juga pernah bekerja sama dengan AS di Afghanistan untuk mengusir Sovyet. Kini setelah dikabarkan tewas dalam penyergapan di Abbottabad, Pakistan, Usamahtetap menjadi sosok yang misterius. Republikamencoba menguliti sedikit kehidupan pribadi Usamah bin Ladin, keturunan konglomerat Mohammed bin Ladin asal Arab Saudi.
Bagaimana masa kecilnya. Apa yang mempengaruhi pergerakan Usamah. Mengambil bahan dari buku pemenang hadiahPullitzer 2007, The Looming Towe r karangan Lawrence Right, berikut cuplikan episode-episode kehidupan Usamah bin Ladin. Selamatmenikmati:
Saat Usamah berusia 14 tahun, ia mulai berubah. Kabarnya dia mendapat penyadaran religius dan politik. Sebagian rekan muda Usamah menuding guru olah raga Usamah lahyang mempengaruhi perkembangan remajanya. Sang guru pengikut Ikhwanul Muslimin asal Mesir.
Mulai dari situ perilakunya perlahan-lahan berubah. Ia tidak lagi menonton film koboi Bonanza dan menolak mengenakan baju model barat di luar sekolah. Keluarganya mengingat, Usamah kerap menonton siaran berita dan menangis saat melihat penderitaanwarga Palestina.
"Usamah remaja sebenarnya tidak berubah. Tapi dia menaruh perhatian, sedih, dan frustasi terhadap nasib di Palestina dan negara-negara Timur tengah," kata ibunya.
"Usamah mengatakan kaum muslim saat itu tidak dekat pada Allah. Remaja muslim saat itu terlalu sibuk bermain dan bersenang-senang," sambung Alia.

Usamah mulai puasa Senin-Kamis. Jadwal hidupnya berubah. Usai shalat Isya, ia langsung tidur. Tengah malah ia selalu shalat tahajud. Usamah pun lebih disiplin pada adik-adiknya, dengan meminta mereka shalat Subuh di masjid terdekat.
Usamah juga membenci hal-hal yang berbau seksual. Ketika ia menangkap basah adiknya menggoda pembantu mereka, Usamah marah bukan main. Ia menampar adiknya.
Cerita lain, ketika ia bercengkerama dengan rekannya di Beirut, kawan adiknya menyodorkan majalah porno. Usamah murka. Ia menegaskan, ia dan keluarganya tidak akan lagi berhubungan dengan anak tersebut.
Alia Ghanem menyaksikan perkembangan puteranya dengan khawatir. Ia menuangkan keresahannya pada saudaranya, Leila Ghanem, yang mengatakan, "Alia sangat khawatir terhadap nasib Usamah karena ia berubah. Alia tahu perubahan anaknya itu sudah terlalu dalam. Ia hanya sanggup berdoasemoga Allah SWT melindungi Usamah," katanya.
Cerita lain soal Usamah terjadi saat keluarga mereka naik mobil ke Siria, mengunjungi kerabat. Di tengah jalan, supir mereka memutar kaset biduan Mesir terkena, Umm Kalthoum (Umi Kultum). Usamah marah besar mendengar lagu itu. Ia meminta supir mematikan musiknya. Supir menolak. Usamahmembentak, "Ingat kalau gajimu kami yang bayar. Kalau kamu tidak mematikan kaset itu sekarang, bawa kami kembali ke Jeddah." Bahkan ayah dan ibu Usamah hanya terdiam melihat murka anak mereka.
Soal musik, Usamah lebih memilih nasyid. Ia membentuk grup nasyid bersama beberapa rekannya. Ia menolak memainkan alat musik. Grup nasyid ini sempat merekam sejumlah lagu perjuangan dan mengedarkan kasetnya secara terbatas. Usamah juga masih bermain sepak bola, namun menolak mengenakan celana pendek. Bersama teman-teman timnya mereka kerap bertanding melawan anak-anakdi permukiman miskin di Jeddah. Usamah tak jarang membawa bekal makanan bagi seluruhanggota tim.
Usamah remaja juga doyan olahraga ekstrim macam mendaki gunung di Turki dan berburu di Kenya. Usamah belajar menunggang kuda dan punya sekitar 20 kuda di selatan Jeddah. Diam-diam ia masih mengenang film koboi kesukaannya karena ia terbukti kerap berkuda sembari menembak.
Guru sains Usamah, Ahmed Badeeb, mengatakan Usamah berusaha menjadikan dirinya menonjol di antara keturunan bin Ladin. Karena saking banyaknya anak anak binLadin, seseorang dianggap biasa saja kecuali ia cukup menarik perhatian.
Suatu ketika, kata Badeeb, bin Ladin grup punya proyek di Jizan, perbatasan Yaman. Usamah ingin ambil peran dalam proyek itu. Ia memutuskan untuk berhenti sekolah dan fokus ke proyek infrastruktur. Keluarganya menentang. Ibunya menangis dan memohon Usamah kembali ke sekolah. TAk tahan melihat air mata ibunya, Usamah akhirnya mengurungkan niatnya ke Jizan.
Pada 1974, saat masih sekolah menengah atas, Usamah menikah untuk pertama kalinya.Usianya baru 17 tahun, istrinya Najwa Ghanembaru 14 tahun. Pesta pernikahan merka sederhana. Di masa inilah Usamah akhirnya terjun dan aktif di Ikhwanul Muslimin. Ketika itu gerakan Ikhwanul Muslimin sangat ditakutirezim Timur Tengah sehingga menjadi gerakan bawah tanah dan mengundang simpati generasi muda.
Pertemuan kelompok ini sangat rahasia. Berlangsung di rumah para anggotanya. Seringkali kelompok bepergian ke Makkah untuk beribadah. Rekan Usamah di Ikhwanul Muslimin, Jamal Khashoggi, mengatakan,"Kami memimpikan mendirikan negara Islam dan bisa mengubah nasib dunia dan umat muslim."
Red: Stevy Maradona
Attachment includes the note and its objects

Tidak ada komentar: