Sabtu, 07 Mei 2011

Menelusuri Benang Merah Antara NII dan Bank Century

Menelusuri Benang Merah Antara NII dan Bank Century
r
uang hati
Pimpinan Negara Islam Indonesia (NII) Panji Gumilang, berteman dekat dengan pemilik Bank Centyry Robert Tantular. Demikian diungkapkan Sholahudin, peneliti DI/TII dan NII, usai acara diskusi bertema NII dan Radikalisme di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (30/4). Karena kedekatan dengan Robert Tantular itulah, Panji Gumilang menyimpang dana NII di bank yang bermasalah itu. "Makanya tak heran bila uangnya NII hampir Rp 250 miliar ditaruh di Century," ujar Sholahudin.
Pimpinan NII dengan Bos Bank Century ternyata punya hubungan yang akrab
Kedekatan pemilik Century dan Panji diawali dengan seringnya pimpinan NII tersebut menukar pecahan uang asing di gerai penukaran uang milik kakak Robert. Disebutkan, lantaran kerap ke Sabah, Malaysia, biasanya sekembali dari luar negeri,Panji mampir ke money changer milik kakak Robert.
Merasa akrab, jelas Sholahudin, tak heran jikaPanji berminat untuk ikut memiliki produk investasi di Century. Secara rutin uang, emas, dan barang berharga lainnya diinvestasikan ke Century dengan jumlah mencapai Rp 250 miliar tersebut. Menurut Sholahudin, disaat kondisi Bank Century yang bermasalah sekarang ini, secara otomatis membuat Panji menjadi pusing. Bagaimana nasib dananya yang dititipkan di bank milik Robert tersebut hingga kini tidak jelas.
Selain itu, kata Sholahudin, uang Rp 50 miliar yang dipinjam dari salah satu bank untuk usaha pengembangbiakan sapi, juga menjadi salah satu beban bagi Panji saat ini. Mengingat kewajiban yang harus dibayar saban bulan kepada bank mencapai Rp1 miliar. Berdasarkan kondisi keuangan yang semakin sulit tersebut, ujar Sholahudin, makanya NII sekarang kian gencar menggalang dana. Salah satunya dengan memperluas jaringan dan memperbanyak perekrutan anggota.
Semakin banyak sel, kata Sholahudin, NII berharap kian banyak pundi uang yang dapat mereka kumpulkan. Mulai dari sumbangan anggota hingga menebar pasukan pengumpul dana dengan label sumbangan amal. "Jadi, motif NII sebenarnya hanya materi untuk saatini. Mereka tidak melakukan teror bom dan perbuatan anarkis lainnya," ungkapnya. "Negara Islam cuma dijadikan doktrin untuk merangkul anggota. Materi adalah tujuan utamanya," tandas Sholahudin meyakinkan.
Karena motif yang dominan materi itulah, kata Sholahudin, NII belum secara masif membahayakan negara. Bahkan dia dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk kepentingan politik mengingat massa NII yangriil. "Fakta itu terlihat dari kedekatannya pimpinan NII dengan penguasa, mulai dari Soeharto dulu saat menjadi presiden dan hingga sekarang," paparnya. (Sumber)
Attachment includes the note and its objects

Tidak ada komentar: