Rabu, 25 Mei 2011

Kisah Syafruddin Prawiranegara, Menteri yang Miskin (3): Layak Jadi Panutan Para Petinggi Negara

Sikap Syafruddin Prawiranegara, yang memiliki dedikasi tinggi dalam menjalankan tugas dan sangat mementingkan bangsa, negara serta rakyat sehingga mengabaikan dirinya, keluarganya bahkan kehidupannya, dinilai beberapa kalangan patut menjadi contoh bagi para pejabat dan generasi muda di negara ini.
"Pak Syaf (Syafruddin) berani berkorban dan sebagai pemimpin dia mendahulukan yang dipimpinnya. Mempunyai visi dan misimau dibawa ke mana yang dipimpinnya," kata Muchtar Mandala, tokoh masyarakat Banten, yang juga dikenal salah seorang bankir di Indonesia.
Sikap Syafruddin yang tidak mau mengambil uang negara yang bukan haknya, merupakan contoh bagi seluruh anak bangsa ini. Saat ini, kata dia, Indonesia sedang mengalami krisis kepemimpinan. Sulit menemukan tokoh panutan, yang diikuti kehancuran moral.
Ia berharap, kepemimpinan yang ditunjukkan Syafruddin dan para pejuang lainnya, terus disampaikan pada para pemimpin dan generasi muda, agar mereka bisa mengambil pelajaran.
Sikap Lily, istri Syafruddin, yang lebih memiliki berjualan sukun goreng untuk membeli susu anaknya serta mencukupi kehidupannya, dari pada menyuruh suaminya untuk korupsi, juga patut diketahui keluarga para pejabat.
Wartawan dari Lembaga Kantor Berita Nasional Antara mengajak beberapa warga Kampung Sukasari, Kelurahan Pagadungan, Kecamatan Karang Tanjung, Kabupaten Pandeglang, mengobrol soal tokoh ini di sebuah kedai kopi, untuk melihat reaksi mereka. Tanggapan yang hampir sama, keluar dari warga tersebut. Mereka menyatakan salut dengan sikap Syafruddin dan keluarga Sang Ketua PDRI itu.
"Harus begitu kalau jadi pemimpin, jangan aji mumpung. Mentang-mentang menjadi pejabat, berusaha mencari peluang untuk menambah kekayaan," kata Tonny, salah seorang warga.
"Itu namanya pemimpin yang top, dan keluarganya juga top," kata Badruzaman, sambil mengacungkan ibu jarinya.
Badruzaman, yang dikenal sebagai santri itu juga mengatakan, "Jadi pemimpin dan keluarga pemimpin itu harus siap susah. Jangan rakyatnya makan singkong, dia dan keluarga malah pesta mewah."
(republika.co.id)

Tidak ada komentar: